Bangil, AULA – Bencana banjir melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur. Termasuk di Kabupaten Bangil. Hal ini terjadi akibat intensitas curah hujan yang begitu tinggi. Akibatnya saluran penampungan air atau sungai banyak yang meluap. Untuk itu Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama (NU) Mojokerto, melakukan kegiatan tanggap bencana banjir ke kabupaten Bangil. Kegiatan ini sebagai bentuk Respon Banjir di Kecamatan Bangil Pasuruan.
Ketua LPBI-NU Kabupaten Mojokerto Saiful Anam menjelaskan, bahwa pada Senin 2 Februari 2021sekitar pukul 22.00 WIB, dirinya mendapat kabar dari Pengurus Cabang LPBI Bangil bahwa banjir telah melanda kawasan Bangil dan membutuhkan bantuan personil dari Mojokerto.
“Kami melakukan pemberangkatan keesokan harinya, pada Rabu-kamis atau 03 – 04 februari 2021. Dengan Sebagian LPBI Mojokerto ke Bangil,” tuturnya.
Saiful melaporkan, bahwa beberapa desa di Kecamatan Bangil terendam air. Akibat jebolnya tanggul di sungai Kedung Larangan. Tepatnya tanggul jebol berlokasi di Desa Satak Kecamatan Bangil. Selain itu, meluapnya sungai Welang juga merendam beberapa desa sekitarnya.
“Genangan meliputi Kecamatan Bangil, yakni Desa Ledok 50-100 cm, Desa Mendalan 50-80 cm, Desa Manaruwi 100-175 cm, Desa Masangan 30 – 60 cm, Desa Kolursari 30-50 cm, Kelurahan Kalianyar 40-80 cm, Kelurahan Kalirejo 60-70 cm, Kelurahan Tambakan 60-80 cm dan Desa Perkoren 30 – 60 cm Kecamatan Rembang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, upaya yang dilakukan oleh tim LPBI di lokasi kejadian diantaranya, melakukan assesment kebutuhan warga terdampak. Dengan menyiapkan nasi bungkus khususnya di Desa Manaruwi, dan menyediakan dapur umum di POS NU PEDULI Bangil di Desa Manaruwi.
Kondisi terkini di beberapa desa seperti Manaruwi, dan Satak Masangan, air masih merendam dengan ketinggian variatif berkisar antara 29 – 60 cm. Masyarakat sudah bisa mulai beraktifitas membersihkan rumah mereka.
“Kebutuhan dasar saat ini untuk warga terdampak adalah makan, serta air bersih. Selain itu untuk persiapan jika ada yang sakit kami butuh obat-obatan,”ungkapnya.
Anam berharap kepada semua stakeholder baik para warga NU. Sekiranya bisa sinergi dalam penanggulangan bencana. Saat ini yang sudah terlibat di dalam kegiatan terdiri dari PC LPBI NU Bangil, PC LPBI NU Kab. Mojokerto, PW LPBI NU Jatim, Welirang Comunity Mojokerto dan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Jatim.
“kepada NU PEDULI Jatim, saya harap bisa mensuplay logistik sayur mayur, lauk pauk, dan vitamin. mengingat pandemi juga masih berlangsung. Semoga warga terdampak tetap dalam kondisi imun tinggi,” pungkasnya