Search

Harlah NU 2021: Mengingatkan Santri Perkuat Literasi

AULA – Kemajuan dari industri digital banyak mengikis dunia literasi cetak. Karena sebagian besar bahan bacaan banyak dimuat dalam bentuk soft file, website, e-book, dan lain sebagainya. Padahal meskipun isinya sama, data berupa file digital sangat mudah hilang, dan tidak terdokumentasi. Sebaliknya, jika literasi cetak seperti buku, koran, majalah, dan sejenisnya, jejaknya masih bisa dilihat asal dirawat dengan baik. Fenomena inilah yang membuat banyak penikmat buku melakukan seminar atau kajian literasi.

Ini membuat para pegiat literasi di Nahdlatul Ulama (NU) tidak bisa tinggal diam. Kekayaan literasi harus tetap diutamakan, terutama dalam bentuk cetak. Karena tanpa disadari kemajuan teknologi membuat orang jarang menulis apalagi secara manual. Mereka banyak yang lebih suka mengetik.

Baca Juga:  Digunakan Safari Wukuf, PPIH Siagakan 15 Bus Angkut Jamaah Haji Sakit

Lain halnya di pesantren pendidikan literasi masih cukup tinggi. Maka dari itu penataran literasi harus dilakukan juga di pesantren. Begitulah yang membuat Listiyono Santoso, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) ini, bersama dengan Lembaga Ta’lif wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN-NU), dan PWNU Jawa Timur. Melakukan berbagai kegiatan terkait literasi di pesantren. Seperti Soft Launching buku Never-Ending Struggle, yang akan dilaksanakan pada Ahad 31 Januari 2021 pukul 15.30-17.30 WIB melalui Live Streaming TV9 official.

“Kegiatan ini sudah dua kali diselenggarakan, dalam rangka hari santri. Tahun lalu melahirkan buku Nasionalisme Santri, Jejak-Jejak Santri dalam Nasionalisme Indonesia (2019), tahun ini melahirkan buku Never Ending Struggle: Perjuangan Tanpa Henti Kaum Santri dari Masa Revolusi hingga Era Pandemi 2020,”

Baca Juga:  Harga Minyak Goreng di Alfamart & Indomaret Banyak yang Turun, Ini Daftarnya

Sasaran kegiatan ini di tahun 2021 adalah kalangan santri dari berbagai pondok pesantren seluruh Indonesia. Dalam menjemput momen Harlah NU sangat penting mengadakan kajian literasi. Apalagi di pesantren masih belum banyak tersentuh digital. Jadi literasi berupa buku masih banyak dibutuhkan para santri.

Ketua Lakpesdam ini berharap, dari terbitnya buku ini, akan muncul penulis-penulis hebat dari kalangan santri, dan anak muda NU. Karena sesungguhnya mereka merupakan generasi emas bagi lahirnya intelektual dari kalangan pesantren dan NU.

“Tradisi menulis harus menjadi tradisi penting yang harus terus menerus dikembangkan, karena sesungguhnya founding fathers NU dan kiai-kiai pesantren merupakan penulis-penulis kitab yang hebat, dan warisan kebiasaan menulis buku atau kitab itu harus menjadi kebiasaan bagi kalangan santri,”pungkasnya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA