Jakarta, AULA-Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif PBNU) mengadakan Program Pelatihan Online Olimpiade Matematika, yang merupakan putaran terakhir pada jenjang MA/SMA/SMK Guru dan Siswa ini.
Program ini merupakan lanjutan dari program sebelumnya di bulan Desember 2020 sampai akhir Januari 2021. Kegiatan tersebut kali ini dilakukan secara daring dengan pembukaan langsung streaming youtube NU Channel pada Senin 25 Januari 2021.
Deden Saeful Ridhwan sebagai Person In Charge (PIC) atau penanggung jawab program menyampaikan bahwa, acara ini sasarannya adalah para guru dan siswa alumni Pelatihan Matematika yang sudah dilakukan di tahun 2020. Agar mereka bisa bersemangat untuk mengikuti program lanjutan ini.
Selanjutnya pria yang disapa Kang Deden menguraikan, dalam acara Pelatihan Online Olimpiade Matematika yang digelar untuk Guru dan Siswa sekolah Dasar MI/SD pada tanggal 11-12 Januari 2021. Berikutnya berlanjut Guru dan Siswa MTs/SMP pada tanggal 18-19 Januari 2021. Adapun Guru dan Siswa ditingkat MA/SMA/SMK, akan diselenggarakan pada tanggal 25-26.
Tujuan Pelatihan daring Olimpiade Matematika bagi Guru dan siswa jenjang MA/SMA/SMK ini, diharapkan mampu membekali guru dan siswa memiliki kemampuan untuk menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Kemampuan tersebut diharapkan dapat dikembangkan dalam pendidikan melalui mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Guru dan siswa dapat mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret. Serta dapat menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat. Dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang. Sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori,” kata Ketua LP Ma’arif NU PB NU KH Z. Arifin Junaidi, saat memberi sambutan dan membuka pelatihan tersebut pada hari Senin, 25 Januari 2021, secara daring.
Program pelatihan LP Ma’arif ini bersifat berkelanjutan, memiliki beberapa tujuan dengan capaian yang terukur. Dan ditentukan sebagai agenda LP Ma’arif NU PBNU dalam peningkatan sumber daya manusia antara lain guru dan Siswa.
Lebih lanjut, Arifin Junaidi menguraikan beberapa masalah yang perlu diberikan solusinya. Misalnya kenapa para murid masih merasakan ngeri bahkan takut ketika mendengar Matematik. Hal itu karena keterbatasan para guru dalam mengekspersikan ilmu matematika. Bahkan masih dipandang sebagai ilmu yang abstrak, padahal matematika sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari.
Baginya banyaknya satuan pendidikan yang ada di seluruh Indonesia, belum mewarnai. Bahkan belum menjadi budaya unggul dalam bidang literasi numerasi. Ketika berbicara tentang literasi numerasi ini, jangankan kualitas guru atau siswa ma’arif, Secara Nasional pun belum masuk jajaran yang menggembirakan apalagi tingkat dunia.
“Semoga hal ini, komitmen LP Ma’arif NU PBNU menjadi ‘lakuna’ atau titik terang dalam mengisi kekosongan atau keterpurukan literasi numerasi bagi anak bangsa, dan seluruh satuan pendidikan LP Ma’arif NU siap berkompetisi dalam berbagai ajang uji kemampuan literasi dan numersai,”pungkasnya.