SURABAYA-Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur menggelar pertemuan dengan PT. Telkom Regional V (Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara) di ruang VIP (VIP Room) gedung PWNU Jawa Timur pada Rabu 26 Agustu 2020.
Pertemuan itu dalam rangka penandatangan Memory of Undertstainding (MoU) yang dihadiri oleh Pengurus LTN NU Jawa Timur dengan perwakilan PT Telkom regional V.
Pertemuan menghasilkan kerjasama antara LTN NU Jatim dengan Telkom dalam bidang pengembangan Madrasah Virtual Al-Kimya’, sebuah madrasah virtual yang dikelolah oleh LTN NU Jawa Timur.
Al-Kimya’ sendiri merupakan madrasah virtual yang mengacu pada kurikulum yang ada di Pondok Pesantren pada umumnya. Yaitu mengajarkan kitab seperti Aqidatul Awwam, Tuhfatul Athfal dan kitab lain. Sementara untuk para santri akan ditempatkan pada kelas-kelas tertentu berdasarkan placement test yang mereka butuhkan.
Ahmad Karomi selaku Direktur Al-Kimya’ mengatakan antri yang lulus dari madrasah virtual nantinya diharapkan para Mutakhorrijin (alumni pesantren) bisa peduli dengan ruang virtual, sehingga ruang virtual yang diisi dengan kajian ala Pesantren semakin marak.
Sebab menurutnya selama ini hanya berpusat pada satu hingga tokoh saja. Dengan maraknya kajian-kajian ala Pesantren diharapkan bisa memberikan nuansa Islam yang Rahmatan lil Alamin.
“Perlu diketahui, Madrasah Virtual ini akan diisi oleh Pengajar yang ahli di bidangnya, seperti pengajar ahli pada bidang ilmu tajwid, fiqih, manthiq, dan tasawuf. Selain itu Para Pengajar juga memiliki sanad kelimuan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya,” ungkap Gus Karomi sapaan akrab Ahmad Karomi.
Ia menjelaskan madrasah virtual yang telah dilaunching pada Kamis 20 Agustus 2020 lalu itu ke depan akan menggunakan Platform TrueConf yang terdapat pada market place dan terhubung dengan Aneeq.id
Gus Karomi menambahkan bahwa madrasah virtual ini akan terus berlanjut meskipun Pandemi Covid-19 ini berakhir, sebab pendidikan sekarang ini dihadapkan dengan suatu keniscayaan, yakni pendidikan melalui dunia virtual. Namun begitu, eksistensi madrasah virtual ini tidak akan menganggu madrasah-madrasah offline lainnya.
“Justru dengan keberadaan madrasah virtual ini akan menarik minat lebih jauh masyarakat agar tertarik dengan pondok Pesantren,” pungkasnya. * wan