SURABAYA – Lembaga Pendidikan Tinggi NU (LPTNU) Jawa Timur menggelar Silaturrahmi dan Webinar Pendidikan Tinggi NU se Indonesia yang dihadiri langsung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Makarim. Selain itu dihadiri beberapa pengurus LPT NU Pusat dan Prof Nuh mantan Mendikbud era Presiden SBY.
Prof Achmad Jazidie Ketua LPTNU Jatim mengatakan menjaring aspirasi dari PTNU di seluruh Indonesia itu penting dilakukan. Maka dari itu melalui pertemuan virtual ini, LPT NU Jawa Timur dilandasi kesadatan bersama untuk membangun dan memenuhi janji untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. “Webinar ini memang untuk memfasilitasi hal tersebut,” kata Rektor UNU Surabaya ini saat membuka acara webinar (06/08).
Dalam kesempatan itu, KH Marzuqi Mustamar Ketua PWNU Jawa Timur dengan tegas meminta agar Kemendikbud tidak meninggalkan NU. Sebab dalam perjuangan bangsa ini terutama dalam dunia Pendidikan NU selalu hadir. “NU memiliki banyak perguruan tinggi baik yang bernaung di bawah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) atau milik yayasan dan perseorangan yang berafiliasi ke NU,” kata Kiai Marzuqi Mustamar.
Untuk mengetahui Pendidikan Tinggi NU, maka Pengasuh Pondok Pesantren Sabilulrosyad, Gasek Kota Malang ini meminta ke depan LPTNU bisa melakukan pendataan seluruh potensi yang dimiliki PTNU di Jawa Timur baik yang bernaung di bawah PBNU dan PWNU atau yang berafiliasi ke NU.
“Karena itu, kami mohon Mas Nadiem jangan sampai meninggalkan NU. Negeri ini tidak akan berdiri tanpa adanya para ulama Nahdlatul Ulama,” tegas Kiai Marzuqi.
Medapatkan pesan itu Nadiem Makarim Mendibud mengaku NU adalah rumahnya bahkan sudah menjadi rumah bagi seluruh SDM yang ada di Kemdikbud. “Pergerakan pendidikan di kampus merdeka sudah dilakukan NU sebelum negara ini lahir. Karenanya saya berikan apresiasi ke PBNU yang menjadi penggerak reformasi pendidikan. Tanpa PBNU identitas pendidikan budaya, akhlak dan karakter tidak akan terbentu,” jelas Nadiem.
Selain itu, Kiai Marzuqi meminta LPTNU harus benar-benar mengetahui jumlah potensi masing-masing Lembaga Pendidikan Tinggi NU. “LPT NU Jatim harus punya jumlah dosen berapa seluruhnya, problemnnya apa, sudah memenuhi syarat sebagai perguruan tinggi ada berapa persen dan sebagainya,” jelasnya.
Jika data sudah dikantongi, maka LPTNU harus melakukan pendampingan, bimbingan kepada kampus NU yang membutuhkan terutama yang masih belum memenuhi syarat. Kampus NU yang sudah maju diwajibkan untuk melakukan pendampingan dan bimbingan ke kampus yang masih belum maju.
“Juga harus melakukan sinergi, saling tukar dosen. Kampus yang kuat agar dosennya diminta mengajar di kampus yang masih belum kuat. Sehingga nantinya bisa maju secara bersama-sama,” pesan Kiai Marzuqi.
Kiai Marzuqi meminta agar LPTNU senantiasa menyuarakan kepada warga nahdliyin terutama ke siswa SMA NU, SMK NU dan MA NU dan Maarif agar memilih kampus NU. “Kalau harus kuliah di swasta, pilihlah kampus NU tapi kalau ke kampus negeri pilihkan yang aman dari paham radikalisme,” tegasnya. (*)