JAKARTA — Pengurus Pusat Mahasiswa Ahlut Thariqah an-Nahdliyyah (MATAN) menyelenggarakan ngaji virtual atau tawajjuhan secara online untuk memaknai ibadah qurban. Agenda tawajjuhan online ini, digelar secara rutin setiap Ahad malam Senin di akhir bulan.
Agenda tawajjuhan online dengan tema ‘Ibadah Qurban dalam Perspektif Tasawuf’ ini diselenggarakan pada Minggu 26 Juli 2020. Acara ini menghadirkan Drs. KH. Masroni (Katib ‘Am Idaroh Aliyah Jatman), dan juga H. M. Hasan Chabie (Plt. Ketua Umum MATAN). Hadir pula ratusan pengurus dan muhibbin MATAN dari berbagai kawasan di Indonesia.
Kiai Masroni, yang menjadi pembicara dalam tawajjuhan online ini, menegaskan bahwa saatnya santri-santri dan pengurus MATAN, memahami pesan tersembunyi dari perintah Allah dalam ibadah Qurban. Ia berpesan agar setiap individu, menjiwai ibadahnya.
“Sebab tanpa kita menjiwai gerakan badan dan syariat, rasanya akan hampa. Seakan-akan tidak tahu apa yang sebetulnya terjadi, sehingga sangat penting sekali,” demikian jelas KH. Masroni.
Lebih lanjut, KH. Masroni menjelaskan makna terdalam dari ibadah Qurban. “Kalau kita bicara Qurban, ini bahasa Arab yang berbentuk mashdar, yang punya makna kedekatan. Maksudnya, bagaimana kedekatan diri kita untuk Allah Subhanahu wata’ala. Maka dengan Qurban ini, Allah telah menguji hambanya yang sangat disayang yakni Nabi Ibrahim,” terangnya.
Di sisi lain, Kiai Masroni juga mengajak para pengurus dan muhibbin MATAN agar menyeimbangkan antara iman dan intelektual. “Kita seringkali hanya mengejar intelektual, di kampus dan tempat lain, tapi pembahasan iman tidak tersentuh. Maka, harus ada keseimbangan. Karena firman Allah sangat jelas, iman dulu, baru Allah meninggikan derajat orang-orang yang berilmu,” pesan Kiai Masroni.
Sementara, Plt. Ketua Umum MATAN, M. Hasan Chabibie mengungkapkan bahwa program tawajjuhan online untuk silaturahmi dan mengaji bersama. “Dari pengurus PP Matan, kita menyelenggarakan program mengaji virtual, atau tawajjuhan online setiap akhir bulan. Program ini agar kita bisa mengendapkan hati, untuk mengaji dunia sufi yang memang menjadi ruh dari aktiftas MATAN itu sendiri,” ungkapnya.
Hasan Chabibie menambahkan meski agenda ini diselenggarakan secara virtual, tapi tidak mengurangi rasa hormat dan takdzim kami kepada para masyayikh, kepada kasepuhan, serta kepada para mursyid sekalian.
“Karena memang, pandemi Covid-19 ini mengubah beberapa kebiasan. Nanti, kalau kondisi sudah membaik, kita akan menjalankan program-program seperti biasa. Tapi, tampaknya, program-program virtual ini sudah menjadi kebiasaan pada era new normal ini. Insya Allah tradisi-tradisi yang baik ini akan terus kami lanjutkan,” jelas M. Hasan Chabibie, yang juga Plt. Kepala Pusdatin Kemendikbud dan pengasuh Pesantren Baitul Hikmah, Depok, Jawa Barat.
Menurut Hasan chabibie, Agenda virtual ini, akan dilangsungkan secara rutin. “Alhamdulillah disambut antusias oleh beberapa kawan dari seluruh Indonesia. Saya berfikir betul, ternyata untuk menyelenggarakan agenda online ini saja, melatih betul kita untuk istiqomah. Saya tidak bisa membayangkan para kiai yang tidak hanya istiqomah secara bulanan, tapi juga mingguan dan harian,” terangnya.
“Mohon doa dari para masyayikh, dari para mursyid, agar kami istiqomah membesarkan organisasi dan berkhidmah. Sebagaimana dawuh dari Maulana Habib Luthfi, agar MATAN bisa menjadi organisasi yang berdaya, kemudian juga kader-kadernya istimewa. Insya Allah kami tidak akan mengecewakan para mursyid dan kasepuhan semua,” imbuh Hasan.
Hasan Chabibie menilai, pengurus PP MATAN akan melihat kondisi untuk program-program ke depan. “Kami akan melihat situasi, jika program pengajian virtual ini berjalan bagus, kami juga akan sowan ke beberapa mursyid, baik Qadiri, Naqsyabadi, Syadzili maupun Tijani dan juga ‘Alawy, agar kami juga mendapatkan berkah sekaligus bisa belajar. Ini sesuai dengan perintah Maulana Habib Luthfi agar JATMAN dan MATAN menjadi organisasi yang mengakomodir banyak pihak dari tariqah mu’tabaroh di Indonesia,” terang Hasan. (rn)