Search

Peduli Nakes, Satgas Covid-NU Bantu RS Siti Hajar Obat Inhaler

Perwakilan dari PT Sari Enesis Indah bersama tim Satgas Covid-19 PWNU Jatim menyerahkan bantuan ke perwakilan RS Siti Hajar.
Perwakilan dari PT Sari Enesis Indah bersama tim Satgas Covid-19 PWNU Jatim menyerahkan bantuan ke perwakilan RS Siti Hajar.

SURABAYA – Banyaknya tenaga medis di Jawa Timur, baik dokter maupun perawat yang terinfeksi Covid-19, tidak hanya menjadi perhatian Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim. Kasus ini juga mendapat respon dari Satgas Tanggap Covid-19 PWNU Jawa Timur.

Berdasarkan catatan IDI Jatim, sebanyak 12 dokter di Jatim meninggal karena terinfeksi Covid-19. Sementara yang dinyatakan positif dan masih menjalani perawatan ada sebanyak 86 dokter. Sedangkan, perawat di Jatim yang meninggal karena positif Covid-19 berjumlah 11 orang. Adapun yang terinfeksi Covid-19 dan sedang dirawat ada sebanyak 146 orang.

Kondisi ini tentunya menjadi catatan penting bagi Satgas Covid-19 PWNU Jatim. Bersama PT Sari Enesis Indah, tim Satgas Covid-19 memberikan bantuan kepada Rumah Sakit (RS) Siti Hajar Sidoarjo, berupa obat penyegah Covid-19 berupa plossa inhaler, dan sekaligus lotion anti nyamuk soffell untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Koordinator Lapangan dan Relawan Satgas Tanggap Covid-19 PWNU Jatim, Saiful Amin berharap, plossa inhaler dari PT Sari Enesis Indah ini bisa bermanfaat bagi para tenaga kesehatan (Nakes) maupun pasien Covid-19 yang dirawat di RS Siti Hajar. Menurutnya, plossa inhaler ini cukup tepat menjadi obat pencegah penyebaran Covid-19.

Baca Juga:  Pengumuman UM-PTKIN 2022, 63.717 Peserta Dinyatakan Lulus Seleksi

“Dengan obat ini kami berharap tim Nakes dan pasien di RS Siti Hajar tambah sehat semua. Tentunya bermanfaat bagi pasien dan Nakes sehingga bisa menjalankan tugasnya dengan baik,” terang Saiful Amin yang juga Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU Jawa Timur di sela-sela penyerahan bantuan, Rabu (1/7/2020) kemarin.

Di tempat yang sama, Kabag Medik RS Siti Hajar, Dr Yenny Wulandari mengaku sangat terbantu dengan bantuan tersebut. Ia menjelaskan, saat ini pihaknya membutuhkan support dari semua pihak dalam menanngani kasus Covid-19. Terutama support bagi Nakes dan pasien Covid-19.

Pasalnya, RS Siti Hajar merupakan rumah sakit rujukan penanganan pasien Covid-19. “Bantuan ini akan sangat bermanfaat untuk Nakes dan pasien yang kini sedang dirawat di RS Siti Hajar,” ujarnya.

Baca Juga:  Jalin Kerjasama dengan Mega Insurance, NUJEK Luncurkan Produk Layanan Nujek Protection

Menurut Yenny, saat ini para pasien Covid-19 tidak hanya membutuhkan Terapi Medikamentosa, tapi juga support dari masyarakat. “Untuk pasien dengan kondisi baik, mereka butuh suplemen yang sifatnya untuk meningkatkan daya tubuh mereka. Nah ini sangat bermanfaat dan nantinya akan kami berikan kepada nakes dan pasien,” tutur Yenny.

Sementara itu, Brand Activity Executive (BAE) East Java PT Sari Enesis Indah, Minggus Hadinata menjelasnya, pihaknya sengaja menjaling kerjasama dengan Satgas Tanggap Covid-19 PWNU Jatim, untuk membantu rumah sakit-rumah sakit  yang berada di naungan NU. “Untuk di RS Siti Hajar kita berikan bantuan 5 karton plossa, dan 4 karton soffell. Ini bagian dari program CSR kami,” juar Minggus.

Selain itu, lanjut Minggus, bantuan ini juga bagian dari kepedulian PT Eneses terhadap Nakes yang dalam beberapa bulan terakhir banyak yang terinfeksi virus corona. “Iktiar kami. Mungkin dengan inhaler ini, para Nakes bisa terhindar dari virus corona,” harapnya.

Baca Juga:  Tanggul Jebol, 3 Kecamatan di Gresik Terendam Banjir

Di tempat terpisah, Ketua IDI Jatim dr Sutrisno menegaskan, saat ini dokter dan tenaga medis yang yang positif Covid-19, paling banyak ada di Surabaya. Sutrisno menuturkan, penyebab lain tingginya angka kematian tenaga medis lantaran rumah sakit, sebenarnya belum sepenuhnya mampu menangani penyakit menular atau virus corona baru yang cepat bermutasi ini.

Di sisi lain, beban tenaga medis juga sangat berat karena pasien yang dirawat di rumah sakit terus bertambah. “Beban tenaga kesehatan saat ini berat. Karena bekerja di rumah sakit yang belum sepenuhnya komprehensif untuk menangani penyakit menular ini (Covid-19),” kata dia.

“Rumah sakit pun sedang belajar bagaimana mengubah sistem. Selain rumah sakitnya belum nyetel, pasien terus banyak berdatangan dengan gradasi gejala yang berat-berat,” pungkasnya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA