Search

Keberagaman Jadi Tantangan Pemuda Milenial Indonesia

Surabaya – Peran pemuda milenial strategis dalam memberdayakan bangsa demi kemajuan Indonesia. Hal ini memerlukan dukungan mental maupun pemerintah yaitu fasilitas.

Hal ini mengemuka dari kegiatan Pra Temu Nasional XI BEM Nusantara di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Diharapkan pemuda milenial mampu melanjutkan perjuangan para pahlawan dalam menjaga keberagaman yang ada di Tanah Air.

I Gusti Putu Raka Pariana mengemukakan setidaknya ada ciri pemuda milenial. Yakni harus bisa mempersamakan persepsi untuk menghargai keberagaman. Juga spontanitas dalam berkontribusi, serta ikut berpartisipasi langsung dalam segala kegiatan baik nasional maupun internasional.

“Selain itu, berbagai program Kemenpora turut menopang seperti wawasan kebangsaan, dan bela Negara,” kata Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Pemuda (Menpora) ini, Selasa (27/11).

Baca Juga:  Petugas Haji Diminta Perkuat Kolaborasi dan Bangun Kepedulian

Hal tersebut disampaikannya pada diskusi dengan para Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia di jalan Ketintang Gayungan Surabaya, Jawa Timur.

“Jadi, kita pilih pemuda terbaik di Indonesia untuk bergabung dalam program yang sudah kami paparkan,” kata Raka, sapaan akrabnya.

Apapun bidang yang ditekuni, Kemenpora siap memfasilitasi. “Kami menunggu inisiatif, kreativitas dan inovasi pemuda milenial untuk dikembangkan ke tingkat nasional bahkan internasional,” ungkapnya.

Acara bertajuk Menghargai Keberagaman sebagai Kontribusi Nyata Anak Bangsa untuk Negeri ini juga ditanggapi baik oleh Anggia Ermarini.

“Keberagaman perlu belajar bersama, saling mengenal, menghormati sesama. Oleh sebab itu, peran pemuda sangat strategis dalam memperjuangkan keberagaman,” kata Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga ini.

Baca Juga:  Lembaga Falakiyah Jatim Adakan Pelatihan Merakit Teleskop

Dia menyatakan keberagaman di Indonesia menjadi tantangan pemuda milenial. Dan pancasila menyatukan segalanya. “Jika ada orang yang mengoyak Indonesia, maka pemudalah yang pertama menghadapi. Karena pemuda menjadi garda depan demi mempertahankan bangsa,” jelas Anggia.

Bagi Anggia tidak menyebarkan kabar bohong atau (hoax) juga salah satu cara Indonesia agar lebih baik dan menjadi bangsa berkualitas. “Tidak menyebarkan virus negatif seperti memilah dan memilih berita yang akurat sesuai fakta dan berimbang,” tandasnya. (Lin/Syaifullah)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA