Search

Pondok Pesantren Ulul Albab Lumajang, Jadi Rumah Kedua Santri Korban Semeru

Kejadian Erupsi Gunung Semeru belum usai sejak 4 Desember 2021 lalu, untuk itu Pondok Pesantren Ulul Albab Lumajang menjadi salah satu rumah pengungsian bagi korban. Mengingat lokasinya yang berada paling dekat dengan jarak aman erupsi. Bagaimanakah keadaannya saat ini?

Kepulan lahar panas masih tampak dari radius 17,8 km Kecamatan Candipuro Lumajang. Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di pulau jawa, hingga Februari 2022 masuk ke dalam kategori Level III atau “Siaga”. Sebelumnya, di awal tahun 2021 gunung bertipe strato ini juga mengalami erupsi.

Sejak erupsi terbesar terjadi pada 4 Desember 2021, sampai Februari 2022 Sebaran titik pengungsi berada di Lumajang, Kabupaten Malang 9 titik 341 jiwa, Blitar 1 titik 3 jiwa, Jember 3 titik 13 jiwa dan Probolinggo 1 titik 11 jiwa. Posko terus memutakhirkan data pengungsian akibat dampak erupsi Semeru.

Baca Juga:  Libatkan Pesantren Siapkan Entrepreneur Muda, Masuki Kompetisi Dunia Bisnis 

Karena lokasi masih berada dalam jarak aman, juga sebagai titik dari pengungsian, Pondok Pesantren Ulul Albab yang terletak di Jl. Panggung Lombok Krajan Candipuro Kabupaten Lumajang menjadi salah satu tempat untuk pengungsian warga korban Semeru.

KH. Fahrur Rozi SIP SPd yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Ulul Albab menuturkan, sejak awal kejadian pihak pesantren langsung bergerak mendirikan posko tanggap darurat. Ruang kelas dan fasilitas pesantren lainnya juga digunakan untuk pengungsi.

Dalam hal ini, imbasnya para santri tidak dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di ruang kelas. Namun dibalik itu semua hikmahnya para santri diajarkan sekolah sosial dan kemanusiaan. Dimana mereka belajar lebih peka terhadap lingkungan dan membangun hubungan baik antar sesama.

Baca Juga:  Mengenal Lebih Dekat Profil Pondok Pesantren Darul Ulum Palangkaraya 

“Ini bagian dari pengabdian pesantren untuk bangsa. Bagian dari komitmen pesantren untuk daerahnya. Selama satu bulan sepuluh hari. Pesantren kita menjadi posko. Kebetulan korban APG Semeru itu kita ada 76 santri yang menjadi korban,” kata pria dengan sapaan Gus Eros ini.

Gus Eros menyampaikan, dari ke 76 santri yang menjadi korban. Enam diantaranya orang tuanya meninggal. Sedangkan selebihnya rumahnya hancur. “Jadi untuk santri korban yang 76 orang ini kami gratiskan biaya pendidikannya selama ½ tahun. Kemudian kita berikan cash money untuk sejumlah santri yang menjadi korban,” tutur Gus Eros yang pernah nyantri di Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran Sidoarjo selama 8 tahun ini.

Baca Juga:  Pondok Pesantren Miftahul Ulum Ciamis, Gabungkan Pendidikan Salafiyah dan Formal

Selanjutnya, pada tahun ajaran baru akan ada 50 kuota santri baru untuk korban Semeru, dengan gambaran hampir sama. Kalau orang tuanya meninggal akan ada biaya gratis setahun untuk akomodasi dan living kosnya. Sebaliknya jika rumahnya hancur akan ada bantuan gratis biaya selama ½ tahun.

Diy

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA