Search

Pesantren Syafiiyah Pemalang: Halal Bihalal Pererat Ukhuwah Islamiyah

Pengasuh Pesantren Syafiiyah Dukuh Lumpang, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang Kiai Sodikin Munasir menyampaikan, momen hari raya idul fitri harus dijadikan sebagai sarana untuk saling merajut tali silaturahmi, mempererat ukhuwah Islamiyah, dan saling memaafkan.

“Terlebih antar santri dengan gurunya, atau guru dengan santrinya. Karena bagaimanapun manusia pasti pernah berbuat kesalahan entah disengaja atau tidak, baik hubungan dengan sesama manusia (habluminannas) atau hubungan dengan Allah SWT (habluminallah),” ucapnya dalam tausiyahnya pada kegiatan halal bihalal alumni Pesantren Syafiiyah, Jumat (6/5).

Disampaikan, guru ngaji atau kiai pada dasarnya juga manusia biasa yang tak luput dari khilaf. Begitu pula santri, yang kadang kala juga pernah berbuat dosa atau kesalahan, sehingga pentingnya untuk saling memaafkan agar kembali ke fitri.

“Sesungguhnya, hakikat hari raya Idul Fitri adalah perayaan kemenangan iman dan ilmu atas nafsu di medan jihad Ramadhan. Setelah berhasil menundukkan nafsu, kita dapat kembali ke fitrah. Kembali ke fitrah berarti kembali ke asal kejadian. Maksudnya kejadian manusia yang terlahir tanpa beban kesalahan apapun,” terangnya.

Baca Juga:  Pesantren Darul Amal Lampung, Padukan Agama dan Iptek

Kiai Sodikin melanjutkan, santri alumni Pesantren Syafiiyah harus senantiasa menjaga almamaternya dan harapannya ke depan alumni dapat berkontribusi dalam merawat kemajuan yayasan pesantren. Sebab menurutnya, kemajuan Pesantren Syafiiyah juga perlu dukungan dari para alumni.

Ketua Ikatan Alumni Pesantren Syafiiyah Riril Widi Handoko, Ahad (8/5) menjelaskan, tujuan dari acara halal bihalal adalah untuk memperkuat dan menjaga tali silaturahmi alumni guna mewujudkan kemajuan pesantren ke depan.

“Tak hanya itu, kegiatan halal bihalal ini juga sebagai sarana supaya para alumni juga memiliki kebermanfaatan bagi masyarakat di tempat tinggalnya masing-masing dan  Pesantren Syafiiyah pada khususnya,” pungkasnya.

Profil

Pondok Pesantren Salafiyah yang dirintis oleh KH. Asy’ari bersama putra-putranya dan keponakannya, diantaranya yaitu : KH. Shidiq, KH. Mudhofir, KH. Makhmud, KH. Abdul Karim, pondok Pesantren Salafiyah di dirikan pada tahun 1933 M. Pada saat itu pondok dibangun dengan pagar bambu sederhana sebanyak 2 kamar.Seiring berjalannya waktu pada tahun 1943 Pondok Pesantren Salafiyah Kauman Pemalang mengalami perubahan yaitu direnovasinya bangunan pondok yang asalnya menggunakan bambu diganti tembok dan penambahan kamar pondok.

Baca Juga:  IPNU IPPNU Pesantren Al-Hidayat Gerning Gelar Makesta

Kemudian Sistem pendidikan yang diajarkan oleh KH Asy’ari di Pondok Pesantren Salafiyah menggunakan sistem klasikal yaitu sistem pendidikan   tradisional (salaf) yang berupa bandongan, sorogan, halaqah. Kemudian Setelah wafatnya KH. Asy’ari pada tahun 1952 penerus perjuangan KH Asy’ari  diteruskan oleh putra-putranya yaitu KH. Shidiq Asy’ari, KH. Mudlofir Asy’ari, KH. Mahmud Asy’ari, KH. Abdul Karim Asy’ari, KH. Zuhdi sejak tahun 1953-1959.

Pada tahun 1970 putra KH. Asy’ari yang pertama yaitu KH. Shidiq Asy’ari wafat dan 10 tahun kemudian tahun 1980 KH. Abdul Karim Asy’ari juga wafat sehingga pondok pesantren salafiyah diasuh oleh keponakan dari KH. Asy’ari yaitu Kyai Zuhdi sampai tahun 1985. Sepeninggal KH. Zuhdi maka pondok pesantren diteruskan oleh putranya yaitu KH. Sya’ban Zuhdi dan putra KH. Shidiq Asy’ari yaitu KH. Abdullah Sidiq, KH.M. Hasan Siddiq dan KH. Sya’roni (menantu dari KH. Zuhdi) di bawah asuhan beliau, pondok pesantren salafiyah berkembang pesat.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA