Krisna, warga Dusung Tanjungsari, Desa Karangtanjung, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengaku menemukan benda yang diduga peninggalan zaman kerajaan. Penemuan itu lantas dilaporkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.
Krisna sebenarnya menemukan benda-benda itu pada November 2011. Saat itu, Krisna sedang menggali tanah untuk membuat sumur. “Saat menggali tanah untuk membuat sumur. Waktu menggali sekitar setengah meter, cangkul saya menyentuh benda keras. Eh ternyata batu bata, ukurannya besar,” kata Krisna dikutip dari Detikjatim.com, Kamis (7/4/2022).
Batu bata tersebut berukuran panjang 42 cm, lebar 25 cm, dan tebal 7 cm. Krisna lantas melaporkannya ke perangkat desa setempat dan meneruskannya kepada BPCB Jatim. “Batu bata sebesar ini diduga peninggalan zaman kerajaan,” terang Krisna.
Saat menemukan benda itu, Krisna bersama warga menggali tanah di sekelilingnya. Hingga susunan batu bata tersebut terlihat. “Di samping susunan batu bata itu juga ditemukan serpihan tempayan yang terbuat dari keramik dan sebuah guci kecil dari tanah liat,” tutur Krisna
Karena masih ingin membuat sumur di sana, Krisna pun bergeser 3 meter ke arah timur untuk menggali tanah lagi. Namun, dirinya kembali menemukan susunan batu bata. “Tapi posisinya lebih dalam. Sepertinya satu rangkaian dari penemuan pertama,” tandas Krisna.
Hal yang menarik, sebelum menemukan situs tersebut, pria 38 tahun itu sempat didatangi perempuan berbaju putih. Krisna mengatakan perempuan tersebut hanya diam dan langsung meninggalkan lokasi sambil naik kuda. Saat itu Krisna mengaku dalam keadaan antara sadar dan tidak.
“Waktu itu kondisi saya antara tidur dan sadar. Perempuan tersebut berdiri tepat di posisi penemuan situs tersebut, sudah tua tapi parasnya masih cantik,” ujar Krisna.
Sebelumnya, Prasasti Masahar ditemukan tim ekskavasi BPCB Jatim di sudut timur laut Candi Gemekan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada 9 Februari 2022. Prasasti berbahan batu andesit ini terkubur di kedalaman 130 cm.
Posisi prasasti sudah ambruk dengan bagian atasnya menghadap ke timur laut. Bagian bawah dan sisi kanan atasnya sudah pecah. Nampak depan prasasti Gemekan berbentuk segi lima yang melebar ke bagian atas.
Bagian puncak prasasti meruncing atau berbentuk prisma. Sedangkan bagian dasarnya diduga datar sebagai dudukan prasasti. Tinggi prasasti yang tersisa 91 cm, lebar 88 cm, tebal 21 cm. Isi prasasti menggunakan Aksara Jawa Kuno diukir pada keempat permukaannya sehingga disebut prasasti catur muka.
Satu tahun sebelum mengeluarkan Prasasti Masahar, Mpu Sindok memindahkan kekuasaannya dari Jateng ke Jatim tahun 929 Masehi atau jauh sebelum Majapahit bercokol. Penguasa Kerajaan Medang itu memerintah sampai 947 masehi. Sedangkan Majapahit berdiri tahun 1293 Masehi. NF