Search

Luncurkan Media Televisi, Pondok Pesantren Alkarimi Gresik Melek Teknologi

Pondok Pesantren (Ponpes) Alkarimi Desa Tebuwung Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik meluncurkan media dakwah Alkarimi TV, Selasa (05/04/2022). Peluncuran TV ini guna menyediakan sarana komunikasi dan publikasi pesantren.​​​

Alkarimi TV dinilai penting sebagai media informasi segala aktivitas yang dilakukan santri, siswa, staf pengajar pendidikan dan non kependidikan serta sebagai ajang promosi.

Peluncuran Alkarimi TV dilaksanakan di pesantren setempat dengan siaran perdana bersama Qori’ Nasional Hj Afiyah Wijirahayu sekaligus Pimpinan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Ponpes Alkarimi Kabupaten Gresik.

Pengasuh Ponpes Alkarimi KH Abd Muhshi mengatakan, televisi ini juga akan menjadi media edukasi dan risalah dakwah Islam. “Karena era digitalisasi (Alkarimi TV) menjadi kebutuhan yang tidak bisa kita hindari,” katanya.

Ia juga berharap melalui Alkarimi TV ini kegiatan Ponpes Alkarimi bisa disebarluaskan kepada khalayak umum. “Kita manfaatkan dengan baik kanal media ini,” ujar Kiai Muhshi.

Sementara itu, Kepala Divisi Alkarimi TV, Tholhah Azis bersyukur bertepatan dengan momen ramadhan pihaknya bisa meluncurkan media.

Baca Juga:  Tumpah Ruah di Halal Bihalal Ikbal Tabah dan Launching Donasi Alumni

“Alhamdulillah momen di bulan Ramadhan Ponpes Alkarimi bisa launching Alkarimi TV. Semoga bisa istiqomah dan bermanfaat untuk konten dakwah yang penuh inspirasi,” tandasnya.

Keberadaan Alkarimi TV nantinya juga diharap bisa disinergikan dengan lintas lembaga, baik internal yayasan maupun eksternal.

Profil Pesantren

Menyibak asal mula berdirinya pondok pesantren Al karimi erat kaitannya dengan latar belakang KH Abdul Karim sebagai pendiri Pondok Pesantren Al Karimi. Beliau adalah putra dari pasangan suami istri KH Abdul Qohar bin Darus dan Sarwilah binti Mursilah asli dari Desa Drajat Paciran Lamongan yang dilahirkan pada tahun 1238 H/1822 M. Semenjak kecil Abdul Karim kecil hidup bersama ayah tirinya yang bernama Kyai Asnawi .

Mula-mula Abdul karim dikirim ke pondok pesantren Mbah Suto Sendang Paciran lamongan dak kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren Tugu Yogyakarta. Kendati ilmu yang diserap dari kedua pondok pesantren tersebut cukup banyak, bagi Abdul Karim belum merupakan perolehan yang optimal. Kehausan akan ilmu agama mencanangkan niatnya untuk memperdalamnya di kota Makkah Saudi Arabia. Setelah beberapa tahun lamanya di kota makkah beliau pulang ke kota Sidayu.

Baca Juga:  KLHK Ajak Pesantren Ikut Terlibat Dalam Dukung Mitigasi Perubahan Iklim

Si Sidayu, selain membantu mengajarkan ilmu agama juga ikut berdagang kain di pasar. Semakin lama nama beliau semakin dikenal orang. Kemasyurannya bukan hanya lantaran guru agama dan pedagang yang berhasil, melainkan dikenal juga sebagai tokoh muda ahli agama yang disegani, baik oleh penduduk maupun pemerintah belanda. Karenanya Belanda bermaksud mengangkat hakim agama di kabupaten Sidayu. mendengar kabar tersebut beliau menjadi sedih.

Pada saat yang bersamaan, Pak Utsman Kepala desa Tebuwung tengah mencari seorang ulama’ yang sanggup membina masyarakatnya serta tinggal di desanya pula. Atas kehendak Allah yang maha kuasa, pak Utsman datang menghadap ke KH Abdul Karim ia memohon kesediaan beliau untuk membina masyarakat Tebuwung dan sekitarnya yang pada waktu itu sangat rendah budi. Dengan senang hati tawaran tersebut diterimanya sesuai dengan panggilan jiwanya.

Baca Juga:  Resmi Diakui Pemerintah, Lulusan Pesantren Sandang Gelar Sarjana Agama

Pada tahun 1862 KH Abdul Karim meninggalkan kota Sidayu menuju Desa Tebuwung. Suasana di lingkungan batu ini jauh berbeda dengan kota Sidayu. Dimana-mana termasuk Sidayu pendidikan dan pengajaran agama islam selalu dalam tekanan dan pengawasan yang ketat dari pemerintah Belanda. Sementara itu ia lebih leluasa mengajarkan agama di desa Tebuwung, sebagai sarana mengajar para santri tahun 1864 didirikan sebuah pondok dan surau di daerah hutan bendo desa Tebuwung yang sangat sederhana. Kemudian tahun tersebut sampai sekarang sebagai tahun berdirinya Pondok Pesantren Al Karimi yang dulu dikenal dengan sebutan Pondok Bendo. Sebutan Bendo diambil dari nama pohon sejenis pinang yang konon banyak tumbuh di sekitar pondok tersebut

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA