Search

Perbanyak Sedekah dalam Menyambut Ramadhan

Amaliah tawassul bagi umat muslim memang bukanlah sesuatu yang asing. Bahkan hampir setiap hari dilakukan oleh umat Muslim. Lalu bagaimana jika tawassul dilakukan dengan cara bersedekah.

Tawassul yang biasa dilakukan adalah berdoa dengan menyebut nama seorang nabi atau wali dengan harapan agar permohonan kita dikabulkan, atau agar kita dihindarkan dari marabahaya oleh Allah dengan wasilah menyebut nama nabi atau wali tersebut. Tawassul seperti ini biasanya dibarengi dengan ziarah ke makam beberapa orang wali.

Amaliyah tawassul seperti ini adalah salah satu dari tiga jenis tawassul yang kesemuanya boleh untuk dilakukan. Dua jenis tawassul yang lain adalah tawassul dengan asma Allah dan sifat-Nya, dan tawassul dengan amal salih, seperti halnya dengan cara bersedekah.

Bertawassul dengan sedekah bukan berarti pamrih dalam bersedekah. Sedekah tetap diniatkan karena Allah, bukan karena yang lain. Setelah sedekah, bertawassul dengan amal shalih yang berupa sedekah itu agar permohonan kita dikabulkan atau dihindarkan dari mara bahaya.

Hal ini boleh dilakukan dengan dasar hadits yang menceritakan tentang tiga orang yang kehujanan dalam perjalanan lalu berteduh di sebuah gua. Bibir gua lalu tertutup oleh sebongkah batu besar.

Baca Juga:  Efek Dahsyat Gempa Garut

Dalam keadaan terperangkap dalam gua, masing-masing dari mereka memohon kepada Allah dengan menyebut amal shalih masing-masing hingga pintu gua terbuka kembali dan mereka keluar dengan selamat (HR al-Bukhari).

Pada masa seperti saat ini, kondisi perekonomian yang serba sulit, ajaran agama menyerukan agar berempati dan menunjukkan solidaritas kepada sesama anak bangsa. Banyak hal yang bisa dilakukan. Di antaranya adalah sedekah.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Perbuatan-perbuatan baik akan melindungi kita dari berbagai keburukan dan sedekah yang dilakukan sembunyi-sembunyi akan menghindarkan diri kita dari siksa Tuhan” (HR ath-Thabarani).

Hadits ini mengajak untuk melakukan berbagai kebaikan, di antaranya sedekah. Hadits ini juga menjelaskan bahwa perbuatan baik yang dilakukan, baik sedekah atau pun perbuatan-perbuatan baik lainnya dapat menjadi sebab terhindarnya orang tersebut dari bermacam-macam keburukan dan berbagai musibah.

Baca Juga:  PCINU Inggris: Ratu Elizabeth II Teladan Kebijaksanaan

Oleh karena itu, bersedekah dan melakukan berbagai kebaikan di masa-masa sulit seperti sekarang ini, sangat dianjurkan. Jangan menunggu sampai terkena musibah, baru bersedekah.

Sedekah yang dilakukan dengan memberikan sesuatu kepada orang-orang yang membutuhkan, tidak harus banyak. Disesuaikan dengan kemampuan kita masing-masing. Rasulullah SAW bersabda: “Jagalah diri kalian dari api neraka walaupun hanya dengan sedekah separuh dari biji kurma” (HR al-Bukhari).

Orang miskin bisa bersedakah sesuai kemampuannya kepada orang yang lebih miskin. Orang kaya dapat menyalurkan sedekahnya dalam jumlah besar melalui ormas atau lembaga terpercaya, atau langsung melalui pemerintah di daerah masing-masing.

Kalau sedekah ini telah menjadi sebuah gerakan bersama dan disalurkan serta diberikan secara tepat kepada setiap orang yang membutuhkan, maka insya Allah umat muslim akan terhindar dari musibah.
Sedekah tidak harus berupa uang.

Sedekah bisa berupa barang, sembako, masker, nasi bungkus, tenaga, pikiran, atau apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat. Bahkan jika seseorang terkena musibah atau sakit, Rasulullah menganjurkan agar ia bersedekah. Sedekah adalah obat bagi segala macam penyakit.

Baca Juga:  Rakernas RMI PBNU, Gus Yahya Dorong Penguatan Standar Mutu Pondok Pesantren

Baginda Nabi SAW bersabda: “Lindungilah harta kalian dengan zakat dan obatilah orang-orang sakit di antara kalian dengan sedekah” (HR Ath-Thabarini).

Dan sangat penting untuk diakini bahwa harta sejatinya tidak akan berkurang dengan sebab sedekah. Justru sedekah akan menjadikan harta berlimpah dan berkah. Rasulullah SAW bersabda: ‘Harta tidak akan berkurang dengan sebab sedekah” (HR Muslim).

Tidak lama lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh maghfirah, sarat rahmah dan pembebasan dari api neraka. Salah satu yang diteladankan oleh Rasulullah pada bulan yang suci ini adalah banyak berderma dengan bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan.

Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan dan Nabi lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda: “Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan” (HR At-Tirmidzi dan al-Baihaqi).

Mudah-mudahan naskah ini bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA