Search

Tanda dan Kunci Meraih Kemuliaan Seorang Muslim

Banyak cara untuk meraih kemuliaan di mata Allah SWT. Dalam hadits Nabi Muhammad SAW, terdapat tiga kunci dan 6 tanda orang meraih kemuliaan sebagai seorang muslim yang beriman. Apa saja?

Untuk meraih derajat mulia di mata Allah SWT bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bahkan banyak tanda dan kunci untuk meraih semua itu. Dalam hadits Rasulullah disebutkan tiga kunci dan enam tanda meraih derajat mulia.
Tiga kunci meraih kemuliaan itu yakni, dengan banyak bersedekah, selalu memaafkan, dan rendah hati pada sesama. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tiada berkurang harta karena sedekah. Allah pasti akan menambah kemuliaan orang yang suka memaafkan, dan seseorang yang selalu merendahkan diri karena Allah, pasti Allah akan mengangkat derajatnya,” (HR Muslim).
Memang hal itu tidak mudah, tapi berusahalah untuk diterapkan dalam keseharian. Membantu orang lain baik dalam kondisi kita sedang lapang atau sempit, membuat hidup ini diselimuti kebahagiaan.
Rasulullah SAW berkata: “Manusia yang paling dicintai Allah adalah dia yang memberi manfaat kepada sesamanya. Amal perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberi kebahagiaan kepada sesama Muslim dan menghiburnya saat dia dilanda kesusahan, atau meringankannya saat dia dililit utang, atau memberinya makanan saat dia merasakan lapar. Karena, aku lebih menyukai berjalan bersama seorang Muslim yang berbagi dengan orang yang sedang membutuhkan, daripada melakukan iktikaf di masjid selama satu bulan penuh,” (HR at-Thabrani).
Sementara itu, memaafkan membuat jiwa menjadi tenang. Senyum merekah, lepas bebas tanpa beban berat yang berbatas. Tak akan ada dendam yang membakar jiwa. Ingatlah, kebencian membuat hidup dikuasai dosa. Menjaga hubungan baik dengan sesama menjadi kewajiban.
Di atas itu semua, capaian sukses yang diraih saat ini, sejatinya adalah karunia Tuhan. “Dan, janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong lagi membanggakan diri,” (QS Luqman:18).
Selain tiga kunci untuk meraih kemuliaan, Al-Quran dan hadits juga menyebutkan sejumlah ciri kemuliaan orang-orang yang beriman. Enam tanda yang menjadi bagian orang yang beriman di antaranya pernah disebutkan Rasulullah SAW. Di antaranya adalah yang disebutkan dalam Shahih Al Bukhari.
Pertama, seorang Muslim adalah orang yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya. Abdullah bin ‘Amru dari Nabi SAW, bersabda, “Seorang Muslim adalah orang yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah.”
Kedua, memberi makan dan mengucapkan salam. Dari Abdullah bin ‘Amru, bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi SAW, “Islam manakah yang paling baik?” Nabi SAW menjawab, “Kamu memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal.”
Ketiga, bagian dari iman hendaknya mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri. Dari Anas dari Nabi SAW dan dari Husain Al Mu’alim berkata, telah menceritakan kepada kami Qotadah dari Anas dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri”.
Keempat, mencintai Rasulullah merupakan bagian dari iman. Dari Nabi SAW, “Dan telah menceritakan pula kepada kami Adam berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Qotadah dari Anas berkata, Nabi SAW bersabda: “Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia seluruhnya”.
Kelima, bagian dari agama adalah menghindar dari fitnah. Dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Hampir saja terjadi (suatu zaman) harta seorang Muslim yang paling baik adalah kambing yang digembalakannya di puncak gunung dan tempat-tempat terpencil, dia pergi menghindar dengan membawa agamanya disebabkan takut terkena fitnah.”
Keenam, malu bagian dari iman. Dari Salim bin Abdullah dari bapaknya, bahwa Rasulullah SAW berjalan melewati seorang sahabat Anshar yang saat itu sedang memberi pengarahan saudaranya tentang malu. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Tinggalkanlah dia, karena sesungguhnya malu adalah bagian dari iman.” Wallahu a’lam bisshawab. sir,rep

Baca Juga:  Di Lirboyo dan Ploso, Kapolri Curhat Potensi Perpecahan Jelang Pemilu

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA