Dirinya merupakan satu-satunya perempuan yang dipilih DPR menjadi anggota Bawaslu 2022-2027. Namanya berada di urutan pertama anggota Bawaslu terpilih. Empat calon lainnya yang ditetapkan Komisi II DPR menjadi anggotaBawaslu2022-2027 adalah Puadi, Rahmat Bagja, Totok Hariyono, dan Herwyn Jefler Hielsa Malonda.
Perempuan kelahiran Cianjur 28 Februari 1978 ini adalah Magister Universitas Pakuan, Bogor. Kini menjabat anggota Bawaslu Jawa Barat. Sebelumnya, menjadi tenaga ahli DPD Periode 2010-2018, Sekretaris Eksekutif Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP RI) dan terlibat dalam Divisi Advokasi Kebijakan Publik Sekretariat Nasional Koalisi Perempuan Indonesia. Aktif pula di sejumlah organisasi, seperti Pimpinan Pusat Fatayat NU, pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) di Jawa Barat.
Saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi II DPR, Rabu (16/02/2022), Lolly membawa visi kesetaraan dan keadilan gender. Selain itu, dirinya menekankan pentingnya pengelolaan informasi sebagai edukasi kepada masyarakat sekaligus cara dalam menciptakan hubungan baik dengan sesama penyelenggara pemilu maupun instansi lain.
“Visi saya mempercepat dan memperkuat pemilu yang inklusif, berintegritas melalui Bawaslu yang profesional, mandiri, serta berperspektif kesetaraan dan keadilan gender. Memang sejak kuliah hingga sekarang, saya mendedikasikan untuk melindungi kelompok rentan, salah satunya kalangan perempuan,” kata Loly.
Selama keterlibatan di Bawaslu, dirinya membawa sejumlah misi, antara lain menghadirkan kebijakan berspektif gender serta mendorong partisipasi aktif disabilitas dan kelompok rentan lainnya. Terobosan yang akan dia dorong adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas keterlibatan perempuan sebagai pengawas pemilu. Sebab, hingga kini angka 30 persen keterwakilan perempuan masih belum terpenuhi.
“Angka di kabupaten atau kota baru masih ada hanya 16 persen. Karenanya, kami sangat mendorong bagi perempuan untuk berkontribusi dalam pelaksanaan pemilu, karena keterlibatan perempuan demikian bermakna bagi kulaitas pemilu,” ujarnya. (Ful)