Search

Gelar Munas dan Konbes NU 2019, PBNU Angkat Isu Kedaulatan Rakyat

KH Marsudi Syuhud
KH Marsudi Syuhud

JAKARTA-Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bakal menggelar Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas Konbes NU) II, di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kujangsari, Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat. Sesuai rencana acara yang bakal mengangkat tema “Memperkuat Khidmah Wathoniyah untuk Kedaulatan Rakyat” ini, akan digelar pada Februari 2019 mendatang.

Ketua Steering Commitee Munas dan Konbes NU, KH Marsudi Syuhud mengatakan, tema besar tersebut akan diturunkan pada empat subtema, yakni masalah-masalah kenegaraan, lingkungan hidup, ekonomi dan kebudayaan. “Munas dan Konbes akan mengusung isu kerakyatan yang sekarang lagi dirasakan oleh bangsa kita,” kata Kiai Marsudi Syuhud di sela-sela rapat organizing commite di Gedung PBNU Jakarta, Selasa (11/12/2018).

Baca Juga:  UIN Malang Miliki Rektor Baru, Sudah Kantongi Sejumlah Program

Penentuan tema ini, Kiai Marsudi merupakan, bentuk respon NU terhadap isu yang sedang berkembang luas di kalangan masyarakat. Beberapa isu yang akan secara detail dibahas antara lain, adalah reforma agraria, ancaman kelompok radikal, tantangan bonus demografi, hingga ancaman sampah yang perlu didukung oleh dalil keagamaan.

Selain membahas mengenai tema, persiapan lain juga menjadi pembahasan dalam rapat kali ini, termasuk kesiapan tuan rumah Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kujangsari. Pondok yang rencananya akan ditempati dilaporkan sedang berbenah untuk acara ini dengan sejumlah perbaikan berupa pembuatan paving hingga perbaikan kamar-kamar pesantren yang akan ditempati peserta.

Hajat terbesar warga NU ini diprediksi akan dihadiri ribuan orang, dengan rincian; 500 orang peserta, 1.500 undangan saat pembukaan dan sekitar tiga ribu pengunjung.

Baca Juga:  Bupati di Sumut Apresiasi NU Sukseskan Vaksinasi Booster

Persiapan lain yang menjadi pembahasan adalah persiapan kesiapan tim kesehatan di lokasi kegiatan. Panitia akan membuat standart operating system (SOP) pelayanan dan membuka unit pelayanan kesehatan untuk melayani peserta dan panitia yang bertugas selama kegiatan. Pelayanan kesehatan ini akan bekerja sama dengan rumah sakit terdekat, termasuk untuk penyediaan unit ambulance.

Rapat ini memutuskan agar panitia menggelar rapat mingguan untuk meningkatkan intensitas pertemuan dan update kesiapan penyelenggaraan. * nuo/sir

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA