Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar secara resmi mengukuhkan kepengurusan PBNU masa khidmat 2022-2027. Prosesi pengukuhan bertema “Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama: Merawat Jagat, Membangun Peradaban” ini dilakukan di Balikpapan Sport and Convention Center (Dome), Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022).
Dikutip dari siaran pers PBNU, kegiatan yang bertepatan dengan Harlah Ke-96 NU ini diawali dengan pembacaan istighasah dan shalawat yang dipimpin A’wan PBNU Habib Ahmad al-Habsyi. Sebelum melantik, Kiai Miftach terlebih dahulu membacakan ayat Alquran tentang amanah, yakni Surat An-Nisa ayat 58 dan sebuah hadis.
Setelah itu, seluruh pengurus mengikuti baiat yang diucapkan Kiai Miftach dengan diawali syahadat dan diakhiri hauqalah. Dalam acara pelantikan ini, para pengurus di jajaran syuriyah, baik rais aam, wakil rais aam, rais, katib, maupun a’wan mengenakan setelan jas hitam.
Sementara, pengurus di jajaran tanfidziyah, baik ketua umum, wakil ketua umum, sekretaris jenderal, wakil sekrtaris jendral, bendahara umum, dan para bendahara mengenakan setelan kemeja putih dipadu dengan peci dan pantalon hitam.
Kemudian, pengurus yang berada di panggung diwakili Wakil Rais Aam KH Afifuddin Muhajir, Katib Aam KH Ahmad Said Asrori, Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf, Wakil Ketua Umum KH Zulfa Mustofa dan H Nusron Wahid, Ketua Khofifah Indar Parawansa dan Alissa Wahid, Sekretaris Jenderal H Saifullah Yusuf, dan Bendahara Umum Mardani H Maming.
Prosesi pengukuhan ini dihadiri Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Keduanya mengenakan setelan peci hitam, jas, dan sarung. Bedanya, Presiden Jokowi mengenakan jas berwarna abu-abu, sedangkan Wapres Kiai Ma’ruf mengenakan jas warna hitam. Prosesi pengukuhan juga dihadiri Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 H Jusuf Kalla.
Hadir juga jajaran Kabinet Indonesia Maju, Ketua DPR Puan Maharani, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, dan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor. Selain itu, prosesi pengukuhan ini juga disaksikan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) yang hadir secara langsung di tempat acara, perwakilan dari organisasi masyarakat (ormas) keagamaan, seperti Muhammadiyah, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dan sebagainya.