Search

Bersama Gus Dur, Khofifah Cerita Dulu Sering Nyanyi Tanah Papua

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku memiliki kedekatan tersendiri dengan Papua. Ia juga mengaku beberapa kali berkunjung ke Papua, seperti ke Puncak Jaya, Wamena dan Tolikara. Bahkan, bersama almarhum Gus Dur dan Franky Sahilatua dulu sering menyanyikan lagu Tanah Papua.

“Artinya bahwa saya dan Tanah Papua itu sangat dekat. Dan Jawa Timur punya nilai luhur kekeluargaan, termasuk dengan Papua. Mari kita jaga kekeluargaan dan persaudaraan kita bahwa Jatim adalah rumah bagi semua,” kata Khofifah dalam keterangan tertulis diterima wartawan pada Ahad (30/01/2022).

Hal itu disampaikan Khofifah saat berkunjung ke SMAN Pakusari, Kabupaten Jember, guna mengetahui secara pasti dugaan tindakan rasis yang dilakukan oleh oknum guru di sekolah tersebut terhadap salah satu siswa peserta program afirmasi pendidikan menengah (ADEM) asal Papua, Sabut (29/01/2022).

Baca Juga:  Halal Bihalal Unesa, Modal Membangun Kebersamaan di Tengah Covid-19

Peristiwa tindakan rasis itu terjadi pada Rabu (26/01/2022) lalu. Korbannya ialah salah satu siswa asal Papua peserta ADEM Kelas 8 di SMAN Pakusari. Namun, permasalahan tersebut sudah selesai. Antara oknum guru dimaksud dengan korban sudah didamaikan. Toh demikian, si guru dijatuhi sanksi dengan dimutasi ke tempat lain.

Dalam kunjungannya, Khofifah melakukan dialog langsung dengan para siswa program ADEM. Bahkan ia juga mengajak menyanyikan lagu Tanah Papua dan juga membagikan tali asih serta pakaian olahraga dengan logo Burung Garuda.

Menurut Khofifah, anak-anak Papua yang bersekolah di Jember juga memiliki cita-cita melanjutkan pendidikannya di Jatim, yakni di beberapa perguruan tinggi di Jatim seperti Malang dan Surabaya. Bahkan, beberapa anak bercita-cita menjadi dokter, manajer, pengusaha, juga anggota TNI dan Polri.

Baca Juga:  Kedaulatan Pangan dan Energi Harus Jadi Perhatian Bersama

“Ada cita-cita yang harus terjaga mudah-mudahan dikabulkan Tuhan. Ada yang cita-citanya bukan menjadi pekerja tapi cita-citanya justru menjadi pengusaha. Semua cita-cita yang luar biasa ini tentu diikuti dengan kerja keras kita semua. Inilah yang kita ingin bisa terjaga proses belajar mengajarnya. Guru-gurunya mengajar dengan baik dan anak-anak bisa mengikuti belajar dengan baik,” ujar Ketua Umum Muslimat NU itu.

Khofifah mengatakan bahwa permasalahan tindakan rasis oleh oknum guru di sekolah tersebut sudah selesai secara kekeluargaan.Oknum guru yang bermasalah tersebut telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Saat ini yang bersangkutan juga tengah menjalani sanksi dipindahtugaskan dari aktivitas belajar mengajar dari SMAN Pakusari.

Baca Juga:  Sayang Kapolri ke Bocah Penderita Tumor Kaki

“InsyaAllah semua permasalahan sudah diselesaikan dengan baik dengan cara-cara kekeluargaan. Keduanya pun telah saling memaafkan,” ucapnya.

Khofifah berharap, ke depan permasalahan seperti itu tidak terulang lagi di sekolah yang ada di seluruh Jatim. Sekolah, kata dia, sebagaimana mestinya memberi penguatan nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Terlebih, Indonesia adalah negara yang majemuk, yang terdiri dari beragam suku, agama, ras, budaya, dan adat istiadat. NF

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA