Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyelenggarakan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) Ke-43 di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Demangan Bangkalan, Madura Jum’at 28 Januari 2022. Kegiatan ini diikuti sebanyak 155 peserta dari Pengurus Cabang (PC) Rabithah al-Ma’ahid al-Islamiyyah (RMI) NU Se-Jatim.
Kepala MKNU Provinsi Jatim, Drs. H. Abdul Mujib Syadzili, M. Si menyampaikan kegiatan MKNU rutin digelar setiap hari Jum’at, Sabtu, dan Minggu. Bahkan, kata beliau, jadwal ini sudah tertata sedemikian rupa hingga menjelang Ramadhan 1944 H. Sementara, MKNU di Bangkalan dilaksanakan mulai tanggal 28-30 Januari 2022.
Pria yang akrab disapa H. Mujib itu mengatakan, penting untuk Pengurus Cabang RMI NU di Jawa Timur mengikuti Madrasah Kader agar mereka memiliki wawasan organisasi jamiyah Nahdlatul Ulama yang bagus. Sehingga pemahaman struktur NU dimiliki oleh para peserta, dan kompetensi organisasi tingkat loyalitas berjamiyah meningkat.
“Mereka akan memiliki peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga ketika menggerakkan roda organisasi mereka mampu menggerakkan dengan efektif, efesien, dan dinamis. Para peserta juga akan memiliki wawasan Nahdliyah yang mendalam, misalnya, penguatan yang terpenting adalah Ahlussunah Waljamaah,” ungkap H. Mujib, Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur itu.
Mujib menyebut kegiatan MKNU akan terus dilaksanakan, mengingat perlu ada penguatan-penguatan di kalangan pondok pesantren di Jatim. MKNU yang digelar setiap hari Jum’at, Sabtu dan Minggu itu beberapa kali sudah dilaksanakan di beberapa kota/kabupaten di Jatim, seperti di Tulungagung, Gresik, Tuban dan di Bangkalan, Madura.
Sementara, Shohibul Ma’had, KH Nasich Aschol mengapresiasi kegiatan MKNU. Kegiatan yang digelar di Pondok Pesantren Syaichona Cholil itu tidak lepas dari upaya mengembalikan NU di Pulau Madura. Ada suatu keperihatinan karena Madura dianggap tidak lagi NU. Maka, adanya MKNU ini diharapkan bisa membantu mengembalikan NU di Madura.
“Saya masih yakin sebenarnya orang Madura NU tulen, yang berubah hanya gerakan secara ideologi dan akidahnya. Saya yakin semua masih NU. Semua orang Madura masih punya kepatuhan yang tinggi kepada kiai. PCNU juga getol melaksanakan (PKPNU), bahkan kami juga mewajibkan seluruh santri di sini sebelum lulus harus mengikuti PKPNU, agar kembali agamanya menjadi agama NU,” tuturnya.