Majalahaula.id – Enam dosen Unusa masuk dalam daftar lima ribu ilmuwan Indonesia versi Alper Doger (AD) Scientific Index tahun 2022. Mereka masing-masing, Achmad Jazidie (Rektor Unusa), Teguh Herlambang, Ubaidillah Zuhdi, Mohamad Yusak Anshori, Abdul Muhith, dan Achmad Syafiudin. Selain lima dosen, satu pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis), Muchlas Samani, juga tercatata dalam daftar lima ribu ilmuwan tersebut.
Daftar tersebut berdasarkan berbagai karya ilmiah yang dinilai dari H Index, I Index dan citasi yang diindex oleh Google Scholar. H Index merupakan indeks yang mencoba untuk mengukur baik produktivitas maupun dampak dari karya yang diterbitkan seorang ilmuwan atau sarjana. Indeks ini didasarkan pada jumlah karya ilmiah yang dihasilkan oleh seorang ilmuwan dan jumlah citasi yang diterima dari publikasi lain.
Sedangkan I Index adalah skor dari seorang peneliti dalam publikasi yang memiliki artikel yang dicitasi oleh minimal 10 artikel yang lain.
Citasi adalah jumlah karya ilmiah yang dikutip atau dicitasi oleh orang lain dan menjadi sumber rujukan karya ilmiah.
Daftar ini merupakan bentuk pengakuan lembaga dunia atas prestasi karya yang diberikan oleh ilmuwan.
AD (Alper-Doger) Scientific Index merupakan studi yang menunjukkan total dan koefisien produktivitas kinerja publikasi selama lima tahun terakhir dari para ilmuwan, berdasarkan skor H-Index dan kutipan menurut Google Scholar. Indeks memberikan peringkat dan penilaian ilmuwan dalam suatu bidang studi dan cabang akademik dari 14.120 perguruan tinggi dan 215 negara. AD Scientific Index menggunakan metode pemeringkatan yang dikembangkan oleh Prof. Dr. Murat ALPER & Associate Prof. Dr. Cihan DÖĞER.
Dihubungi terpisah Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie mengucap syukur atas apa yang diraih para dosen. Dia berharap capaian ini dapat memotivasi dosen lain untuk terus menerus mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian maupun pengabdian masyarakatnya melalui jurnal-jurnal ilmiah berreputasi.
“Apa yang telah dicapaian ini merupakan langkah untuk Unusa memperoleh pengakuan internasional (internationally recognized). Keingian untuk menuju pengakuan internasional memang menjadi kehendak kami. Karena itu segala langkah telah dilakukan untuk membangun fondasi yang kokoh ke arah itu. Beberapa program kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional dan perguruan tinggi di luar negeri terus kami dorong dan tingkatkan,” katanya.
Rektor menyadari bahwa pencapaian tersebut bukanlah sesuatu yang datang secara tiba-tiba, akan tetapi memerlukan persyaratan perencanaan, aktivitas dan sumber daya. “Dalam konteks inilah pentingnya Unusa membangun tradisi keilmuan, agar aktivitas yang dirancang dapat berjalan secara efektif, untuk mencapai keinginan yang telah ditetapkan,” katanya.
Dalam pandangan Rektor, ada tiga hal yang dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan keinginan untuk memperoleh pengakuan internasional, yatiu tren global perguruan tinggi, kebijakan nasional, dan kondisi riil Unusa. “Dari tiga pertimbangan tersebut, keinginan Unusa untuk memperoleh pengakuan internasional bukanlah sesuatu yang mustahil. Tentu hal ini merupakan tantangan yang harus sesegera mungkin bisa diwujudnyatakan,” katanya. (Humas Unusa)