AULA, Tuban – Jika saat ini banyak kalangan masyarakat yang sudah acuh dan tidak mau dipusingkan dengan idiologi, organisasi keagamaan, bahkan ajaran agama itu sendiri, karena disibukkan dengan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hal ini tidak berlaku bagi Tumijan (50 th) dan Rumiyati (45 th), pasangansuamiistri (Pasutri) dari Dusun Mojo Desa Ngadirejo Kecamatan Widang Kabupaten Tuban.
Mengaku karena ingin dekat dengan Kiai dan diakuis ebagai warga Nahdlatul Ulama (NU), Tumijan dan Rumiyati rela mengembalikan upahnya sebagai buruh tani yang sudah diterima jauhhari pada pimpinan group untuk dikembalikan pada majikan demi mendapatkan kartu tanda anggota NU (KARTANU).
“Rejeki kaleh pengawen saget dipadosi maleh, tapi Kartanuan (PembuatanKartuNU.red) mboten mesti wonten setahun sepindah,” kata Rumiyati yang hanya lulus sekolah dasar (SD) ini saat ditemui Tim Sensus Warga Nahdlatul Ulama PCNU Tuban (3/01/2022).
Rumiyati juga mengaku, penghasilannya Rp80-150 ribu/Orang sebagai buruh tani setiap harinya tidak akan sebanding, jika tidak terdaftar dan diakui sebagai warga Nahdliyin di desanya yang tidak jauh dari Pondok Pesantren LangitanWidangTuban ini.
“Wedal tahlilan disampeaken kaleh pak Anam (Pengurus Ranting NU setempat), bilih ngadah Kartanu niku penting, dados catoan tandur (Job pekerjaan tanam padi) kulo batalaken, artone kulo balikno ten ketua rombongan, terus kulo nderek foto Kartanu ten Taman Pendidikan Alquran (TPQ) ngajege Masjid,” terang Ibu dua anak ini.
Meski belum aktif masuk di Muslimat NU, akan tetapi rutinitas Tahlilan dan mengaji dikampung halamanya selalu ia ikuti.
“Anger dinten wanci tandur, ba’do sholat Subuh sampun berangkat kaleh rombongan ten daerah Pucuk, Karanggeneng Lamongan, magrib nembeh nyampe ’griyo, insyallah mantun ngeten nderek Muslimatan, kaleh momong putu,” terangRumiyati.
Sementara itu, Choirul Anam pengurus Ranting NU Dusun Mojo, Desa Ngadirejo saat dikonfirmasi mengaku kalau antusias masyarakat di wilayahny sangat tinggi untuk didata sebagai warga NU atau berKartanu.
Dari sekitar 220 Kepala keluarga (KK) atau 600 jiwa, terdaftar 456 warga di Dusun Mojo Desa Ngadirejo, pada saat dilakukan sensus dan pembuatan Kartanu. Sementara dari 5 (Lima) titik sebaran pemotretan Kartanu, total terdapat 1.408 warga yang mendaftarakan diri untuk dibuatkan Kartanu.
“Alhamdulillah, hari pertama pendataan warga NU berjalan dengan lancar, kemungkinan masih ada susulan warga yang ingin di data, karena tadi masih banyak warga yang bekerja,” kata ChoirulAnam.
Sedangkan data sementara dari KartaNU PCNU TUBAN sudah ada 8 (delapan) MWC NU dari 20 MWC yang sudah melakukan pendataan dan sensus warga NU. Diantaranya pada bulan Nopember 2021, MWCNU Plumpang : 22.082 warga, MWCNU Singgahan : 8.714 Warga, MWCNU Merakurak : 10.489 Warga, dan MWCNU Jenu : 12.894
Dilanjutkan pada bulan Bulan Desember 2021, MWCNU Rengel terdapat : 20.765 Warga, MWCNU Montong : 13.390 Warga, MWCNU Tambakboyo : 7.897 Warga, MWCNU Bangilan 13.085
Sementara untuk bulan Janauari 2022, yang saat ini memasuki hari kedua, data sementara di MWCNU Senori bari mendapatkan 888 Warga, MWCNU Bancar akan dimulai pada tanggal 5 Januari, MWCNU Kerek mendapatkan 849 Warga, dan terakhir MWCNU Widang hari pertama mendapatkan 1.408 warga di satu Desa. Total keseluruhan mulai Bulan Nopember 2021 Per 2 Januari 2022, warga Nahdliyin yang terdata ada 114.728, masih hingga saat proses sensus warga NU masih berjalan.
“Mohon doa dan dukunganya, semoga sensus Warga Nu di Bumi Wali ini berjalan lancar, dan bisa melampui target yang ditentukan,” kata Muhtarom Khusnan Wakil Sekretaris PCNU Tuban. (KHOIRUL HUDA)