Surabaya — Kepengurusan baru Pimpinan Wilayah (PW) Aswaja NU Center Jawa Timur menggelar rapat kerja. Hal mendesak yang akan segera dilakukan adalah bersama sejumlah lembaga untuk merumuskan materi Aswaja an-Nahdliyah.
“Tantangan yang dihadapi saat ini adalah memasukkan materi Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja an-Nahdliyah kepada sejumlah lembaga yang ada di NU Jawa Timur,” kata Kiai Ma’ruf Khozin, Ahad (11/11).
Secara khusus, Ketua PW Aswaja NU Center Jatim ini telah melakukan pembicaraan dengan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU. “Untuk memastikan materi Aswaja an-Nahdliyah masuk dalam kurikulum di sekolah dan madrasah,” katanya.
Karena dalam pandangan alumni Pondok Pesantren Ploso Kediri tersebut, sektor pendidikan menjadi ujung tombak karena pemahaman Aswaja ala NU salah satunya diawali dari sekolah dan madrasah. “Kalau para peserta didik mendapatkan pemahaman yang benar tentang Aswaja NU, maka selanjutnya akan lebih mudah,” ungkapnya.
Tantangan zaman juga dirasa berat karena pada saat yang sama berhadapan dengan generasi milenial. “Perlu strategi dan kemasan berbeda untuk menghadapi generasi muda saat ini untuk memberikan pemahaman terkait Aswaja NU,” jelasnya.
Untuk kalangan pesantren juga ada tantangan tersendiri. “Yakni demi memastikan bahwa kurikulum di pondok telah mengenalkan Aswaja sejak dini,” katanya. Hal itu dapat dilakukan dengan memastikan kitab dan materi yang diajarkan kepada para santri telah terverifikasi secara benar, lanjutnya.
PW Aswaja NU Center Jatim masa khidmat 2018-2023 mengalami sejumlah perombakan. Kalau sebelumnya sebagai direktur adalah KH Abdurrahman Navis, sekarang diamanahkan kepada Kiai Ma’ruf Khozin.
Sebelum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jatim menyelenggarakan musyawarah kerja atau Musker, sejumlah lembaga termasuk PW Aswaja NU Center melakukan rapat kerja (Raker). “Nantinya hasil dari Raker ini akan disinkronkan dengan PWNU Jatim saat Musker,” terang Kiai Ma’ruf.
PW Aswaja NU Center Jatim juga dilengkapi dengan kepengurusan bidang. Yakni Kajian Islam Ahlussunnah wal Jamaaah atau Kiswah, Usaha Sosialisasi Aswaja atau Uswah, Maktabah Aswaja atau Makwah. Juga ada Daurah Aswaja atau Dakwah, serta Biswah yakni bimbingan Aswaja.
Raker dihadiri KH Abdurrahman Navis yang menceritakan perjalanan PW Aswaja NU Center sejak awal berdiri hingga saat ini. “Tugas kepengurusan saat ini adalah mendorong agar keberadaan Aswaja NU Center bisa diakui oleh Pengurus Besar NU,” pintanya.
Sejumlah rencana program selama lima tahun mendatang dibahas secara maraton dan dilakukan penyempurnaan berdasar masukan dari peserta yang hadir.
Rapat kerja diselenggarakan di kantor PWNU Jatim, jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya. (Syaifullah)