Search

Relevansi Pemikiran Syeikhona Kholil Bangkalan terhadap Perencanaan Keberlanjutan NU dalam Konteks Globalisasi
Oleh : Heri Junaidi, S.Sos.*)

Majalahaula.id – Syeikhona Kholil Bangkalan, seorang ulama kharismatik asal Madura, tidak hanya dikenal sebagai guru spiritual bagi banyak Pendiri Nahdlatul Ulama (NU), tetapi juga sebagai sosok yang pemikirannya memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan organisasi Islam terbesar di dunia ini. Dalam konteks globalisasi yang penuh dengan tantangan dan perubahan cepat, pemikiran Syeikhona Kholil tetap relevan untuk dijadikan sebagai landasan dalam merencanakan keberlanjutan NU.

Pemikiran-pemikiran Syeikhona Kholil Bangkalan dalam konteks perencanaan keberlanjutan NU di era globalisasi sangat relevan yang meliputi : Pertama, Pemikiran Tasawuf dan Akhlak sebagai Fondasi Spiritual. Syeikhona Kholil Bangkalan dikenal sebagai ulama yang mendalami tasawuf dan menekankan pentingnya akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks globalisasi, nilai-nilai materialisme dan individualisme semakin mendominasi, pemikiran Beliau tentang pentingnya spiritualitas dan akhlak mulia menjadi sangat relevan. NU dapat memanfaatkan ajaran ini untuk membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral dan spiritual yang kuat. Hal ini akan menjadi fondasi penting dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Kedua, Konsep Tawassuth (Moderasi) dan Toleransi. Syeikhona Kholil Bangkalan mengajarkan prinsip tawassuth, yaitu sikap moderat dalam beragama dan bermasyarakat. Dalam konteks globalisasi, interaksi antar budaya dan agama semakin intens, prinsip ini menjadi sangat penting. NU, sebagai organisasi yang mengusung Islam moderat, dapat mengambil inspirasi dari pemikiran Beliau untuk terus mempromosikan toleransi dan dialog antarumat beragama karena perbedaan pandangan adalah bagian dari rahmat dan harus disikapi dengan bijak. NU dapat mengadopsi semangat ini untuk menjaga harmoni di tengah pluralitas global, baik di tingkat agama, budaya, maupun politik.

Baca Juga:  Menyongsong HSN 2023 Dari Resolusi Jihad Menuju Resolusi Adab

Ketiga, Pendidikan sebagai Kunci Kemajuan. Syeikhona Kholil Bangkalan adalah seorang pendidik yang mengabdikan hidupnya untuk mencerdaskan umat. Ia meyakini bahwa pendidikan adalah kunci untuk mencapai kemajuan. Dalam konteks globalisasi, persaingan semakin ketat, NU perlu terus mengembangkan sistem pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan mengadopsi semangat Beliau dalam bidang pendidikan, NU dapat memastikan bahwa generasi mendatang siap menghadapi tantangan global.

Keempat, Kemandirian Ekonomi dan Kesejahteraan Umat. Syeikhona Kholil Bangkalan juga dikenal sebagai sosok yang mendorong kemandirian ekonomi umat. Dalam konteks globalisasi, ketimpangan ekonomi semakin terasa, NU dapat mengambil inspirasi dari pemikiran Beliau untuk mengembangkan program-program pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan mempromosikan koperasi, usaha kecil, dan menengah, serta ekonomi syariah, NU dapat membantu meningkatkan kesejahteraan umat dan mengurangi ketergantungan pada sistem ekonomi global yang seringkali tidak adil.

Baca Juga:  Meraih Keistimewaan Malam Nisfu Sya’ban di Malam Ini

Kelima, Menjaga Tradisi dan Kearifan Lokal. Syeikhona Kholil Bangkalan adalah sosok yang sangat menghargai tradisi dan kearifan lokal. Dalam konteks globalisasi, budaya lokal seringkali tergerus oleh budaya global, NU dapat mengambil inspirasi dari pemikiran Beliau untuk terus menjaga dan melestarikan tradisi, serta kearifan lokal. Hal ini tidak hanya akan memperkuat identitas NU sebagai organisasi yang berbasis pada nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, tetapi juga akan menjadi kekuatan dalam menghadapi homogenisasi budaya global.

Keenam, Kepemimpinan yang Bijaksana dan Visioner. Syeikhona Kholil Bangkalan adalah seorang pemimpin yang bijaksana dan visioner. Beliau tidak hanya memikirkan kepentingan jangka pendek, tetapi juga memikirkan masa depan umat. Dalam konteks globalisasi, perubahan terjadi dengan cepat, NU membutuhkan pemimpin yang memiliki visi jauh ke depan dan mampu mengambil keputusan yang bijaksana. Dengan mengadopsi gaya kepemimpinan Beliau, NU dapat merencanakan strategi yang berkelanjutan untuk menghadapi tantangan global.

Baca Juga:  Optimalisasi Peran DPS

Ketujuh, Adaptasi tanpa Menghilangkan Identitas. Salah satu ajaran penting Beliau adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa mengorbankan nilai-nilai utama Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Dalam konteks ini, NU dapat memainkan peran strategis sebagai penjaga tradisi sekaligus pembaharu dalam menghadapi isu global seperti lingkungan, hak asasi manusia, dan keadilan sosial.

Pemikiran Syeikhona Kholil Bangkalan tetap relevan dalam konteks globalisasi, terutama dalam merencanakan keberlanjutan NU. Ajaran-ajarannya tentang spiritualitas, moderasi, pendidikan, kemandirian ekonomi, pelestarian tradisi, dan kepemimpinan yang visioner dapat menjadi landasan bagi NU untuk tetap eksis dan berkontribusi dalam menghadapi tantangan global. Dengan mengintegrasikan pemikiran Syeikhona Kholil ke dalam strategi organisasi, NU dapat memastikan bahwa organisasi ini tetap relevan dan berkelanjutan di masa depan.

 

*) Penulis adalah Wakil Ketua I MWCNU Panji dan Sekretaris Pengurus Cabang Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (PC BAPENU) Kabupaten Situbondo

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA