Search

Spirit Of BAPENU : Sregep Dampingi 18 MWCNU Susun Program Kerja Sebagai Keyword Akuntabilitas dan Transparansi Perkumpulan NU Guna Kemaslahatan

Majalahaula.id – Pengurus Cabang Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (PC BAPENU) Situbondo melaksanakan kegiatan Pendampingan Penyusunan Program Kerja Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Se Situbondo sebanyak 18 dokumen program kerja sebagai tindak lanjut Hasil Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) II Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Situbondo yang dimulai Minggu (24/11/2024). PC BAPENU Situbondo lahir sebagai badan khusus yang membantu tugas Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Situbondo pada aspek perencanaan, pengendalian dan evaluasi perkumpulan dengan diterbitkan Surat Keputusan PCNU Situbondo Nomor : 126/PC/A.I/L.31/IX/2021 tentang Pengesahan Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (BAPENU) Situbondo Masa Khidmat 2021-2026 dan dikuatkan lagi dengan diterbitkan Surat Keputusan PCNU Situbondo Nomor : 1288/PC/A.II/L.31/۱۱/2024 tentang Pengesahan Pengurus Cabang Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (PC BAPENU) Antar Waktu PCNU Situbondo Masa Khidmat 2024-2026.

Spirit Of BAPENU : Sregep Dampingi 18 MWCNU Susun Program Kerja Sebagai Keyword Akuntabilitas dan Transparansi Perkumpulan NU Guna Kemaslahatan

PC BAPENU Situbondo juga memiliki peran enerjik dalam memperjelas tujuan perkumpulan dan memberikan kerangka yang terukur untuk mencapainya guna meningkatkan keserasian perencanaan di lingkungan kerja PCNU Situbondo dan keselarasan antara Lembaga/Badan Khusus, Badan Otonom, serta MWC NU sampai dengan Pengurus Anak Ranting NU dalam upaya menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan kesinambungan program kerja yang menyeluruh, terarah, terpadu, dan berkelanjutan sehingga membuka pintu bagi akuntabilitas dan transparansi.

Baca Juga:  Dua Tersangka Ditetapkan dalam Insiden Tenggelamnya KM Ladang Pertiwi

“PC BAPENU Situbondo melakukan pendampingan kepada 18 Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) untuk menyinkronkan Program Kerja (Proker) antara PCNU dengan MWCNU dan juga mengimplementasikan parameter pengukuran kinerja. Insya Allah pada tahun 2025 akan melanjutkan pendampingan kepada 170 Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) dan 669 Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama (PAR NU) untuk melanjutkan sinkronisasi Proker sampai Anak Ranting,” jelas Ketua PC BAPENU Situbondo Andri Wibisono, S.H., M.Si.

Pendampingan Penyusunan Program Kerja MWCNU Panji dan MWCNU Mangaran

“Upaya penyusunan dokumen perencanaan ini didasarkan pada situasi kehidupan nyata sehari-hari. Pikirkan tentang perasaan melihat dan keadaan ‘masa depan’ sekarang, pelajari masa lalu, dan antisipasi perkembangan ‘setelah’. BAPENU merumuskan aktivitas perencanaan dengan memilih dan membuat dugaan masa mendatang dengan rumusan aktivitas tertentu yang mengikutinya. Adanya tujuan dari perencanaan merupakan hal yang harus diperhatikan dan dipedomani, karena menjadi akhir dari proses perencanaan,” imbuhnya.

Baca Juga:  H+3 Lebaran, Arus Balik Mulai Terasa di Jawa Timur
Pendampingan Penyusunan Program Kerja MWCNU Kapongan

“Mengakomodir isu-isu strategis sebagai tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui perencanaan, pengendalian dan evaluasi perkumpulan akan menciptakan model perencanaan yang berkontribusi secara langsung pada perubahan positif. Dengan demikian, BAPENU bukan hanya sekadar mencari ‘impian yang sempurna’, melainkan juga membawa dampak (impact) positif bagi kelangsungan perkumpulan. Untuk itu, BAPENU menghargai fleksibilitas dan keseimbangan kehidupan antara aktivitas dan kreativitas menjadi nilai kunci bagi kemajuan perkumpulan,” ungkap Sekretaris PC BAPENU Situbondo Heri Junaidi, S.Sos.

Pendampingan Penyusunan Program Kerja MWCNU Banyuputih
PC BAPENU Situbondo : Rapat Evaluasi Pendampingan Penyusunan Program Kerja MWCNU

“Dalam konteks penyusunan program kerja ini, BAPENU menggunakan 2 pendekatan. Pertama, pendekatan top down melibatkan perencanaan dan perancangan sistem secara keseluruhan terlebih dahulu, baru kemudian merinci komponen-komponen yang lebih kecil. Artinya, dalam penerapannya, pendekatan top down membutuhkan komunikasi yang jelas dan konsisten dari manajemen puncak ke seluruh level perkumpulan. Penting juga untuk memastikan bahwa setiap anggota perkumpulan memahami perannya dalam mencapai tujuan besar yang telah ditetapkan. Kedua, pendekatan bottom up yang dimulai dari komponen terkecil dan kemudian membangunnya menjadi sistem yang lebih besar. Artinya melibatkan masukan dan kolaborasi dari semua anggota perkumpulan dalam proses pengambilan keputusan,”  ujarnya. (hj)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA