Search

BELAJAR DENGAN TAKSONOMI BLOOM : MENJELAJAH LEVEL KOGNITIF DARI PERSPEKTIF AL-BAQARAH

Majalahaula.id – Taksonomi bloom adalah sebuah kerangka untuk memahami tingkatan kognitif dalam proses belajar. Ini membagi proses berpikir menjadi enam tingkat yang sering dijadikan dasar dalam perencanaan pembelajaran, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Taksonomi Bloom bertujuan untuk membantu pendidik memahami dan mengukur kemajuan siswa dalam berpikir kritis dan kreatif, juga membantu pendidik mengarahkan siswa untuk berpindah dari sekadar menghafal informasi menuju pemahaman mendalam dan mampu menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, serta menciptakan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki. Hal ini sangat penting dalam mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, yang menjadi salah satu keterampilan utama pada era sekarang ini.

Untuk menafsirkan level kognitif C1 hingga C6 dalam konteks pembelajaran menggunakan Surah Al-Baqarah ayat 31–33, kita bisa mengaitkan tiap level dengan pemahaman dan penggunaan ayat-ayat tersebut dalam proses kognitif yang bervariasi.

C1 (Menghafal/Pengetahuan) level C1 adalah tentang mengingat atau menghafal informasi.

وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ ٣١

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) semuanya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!” (QS. Al-Baqarah, ayat – 31)

Dalam konteks ayat ini, Allah mengajarkan nama-nama benda kepada Nabi Adam, yang menunjukkan dasar pengenalan terhadap nama-nama atau istilah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang diberikan Allah. Di sini, C1 tercermin dalam pengenalan awal terhadap nama-nama benda sebagai bentuk hafalan dasar.

Baca Juga:  95 Tahun Usia NU Dalam Hitungan Masehi, Ini Ucapan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur

C2 (Memahami/Pemahaman) level C2 ini lebih mendalam bukan Cuma menghafal tetapi juga difahami

قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ ٣٢

“Mereka menjawab, ‘Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah, ayat – 32)

Pada level ini, pemahaman lebih mendalam muncul ketika para malaikat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka dan menyatakan, “tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan.” Ini menunjukkan bahwa mereka memahami bahwa ilmu yang mereka miliki berasal dari Allah. Pemahaman (C2) terjadi saat seseorang menyadari keterbatasan ilmunya dan memahami asal sumber ilmu yang hakiki.

C3 (Menerapkan/Penerapan) level C3 mengacu pada penerapan pengetahuan yang dimiliki.

قَالَ يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ ٣٣

“Dia berfirman, ‘Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.’ Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman, ‘Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” (QS. Al-Baqarah, ayat – 33)

Baca Juga:  PPPK Solusi Masalah Guru, Apakah Malah Jadi Problem Baru?

Dalam ayat ini, Adam mampu menerapkan pengetahuannya tentang nama-nama benda yang diajarkan oleh Allah dengan memberitahukan nama-nama tersebut kepada malaikat. Di sini, Nabi Adam menerapkan ilmu yang diberikan untuk membuktikan bahwa dia memiliki pengetahuan yang diberikan oleh Allah.

C4 (Menganalisis/Analisis) di level C4, analisis diperlukan untuk memahami peran Nabi Adam sebagai manusia pertama yang diberikan pengetahuan langsung oleh Allah SWT dalam ayat-ayat di atas. Proses analisis ini melibatkan memahami alasan Allah meminta malaikat menyebutkan nama-nama benda dan mengapa malaikat tidak mampu menjawabnya. Ini juga mencakup menganalisis keistimewaan manusia sebagai makhluk yang diberikan pengetahuan khusus oleh Allah.

C5 (Mengevaluasi/Penilaian) level evaluasi melibatkan penilaian atau peninjauan kritis terhadap informasi atau konsep. Pada level ini, seseorang bisa menilai keunggulan manusia dalam ilmu pengetahuan dibandingkan dengan makhluk lain seperti malaikat, serta pentingnya sumber ilmu dari Allah. Dalam konteks ayat-ayat yang telah disebutkan di atas, kita menilai hikmah mengapa Allah mengajarkan ilmu kepada manusia dan bukan kepada malaikat, serta fungsi manusia dalam pengetahuan dan tanggung jawab.

C6 (Menciptakan/Kreativitas) level tertinggi, menciptakan atau berkreasi, muncul ketika manusia mampu mengembangkan ilmu yang telah diberikan. Dari contoh ayat-ayat yang telah disebutkan di atas Nabi Adam yang mengenal dan menyebut nama-nama benda, manusia kemudian diharapkan dapat menciptakan, mengembangkan ilmu, dan menggunakannya untuk kebaikan. Dalam konteks ini, kemampuan untuk mencipta, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu adalah esensi dari tugas manusia sebagai khalifah di bumi, sperti yang telah disabdakan oleh Allah SWT.

Baca Juga:  Sang Mujaddid itu Bernama Gus Baha’

وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اِنِّىۡ جَاعِلٌ فِى الۡاَرۡضِ خَلِيۡفَةً ؕ قَالُوۡٓا اَتَجۡعَلُ فِيۡهَا مَنۡ يُّفۡسِدُ فِيۡهَا وَيَسۡفِكُ الدِّمَآءَۚ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ​ قَالَ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ‏ ٣٠

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah1 di bumi”. Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” (QS. Al-Baqarah, ayat – 30)

Dengan memahami tingkat kognitif C1 hingga C6 melalui ayat-ayat ini, kita dapat menilai pentingnya berbagai proses berpikir dalam mendapatkan, memahami, mengaplikasikan, menilai, dan mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai kehendak Allah. Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan adalah anugerah yang diberikan Allah kepada manusia, yang harus digunakan dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

Oleh: Mochammad Fuad Nadjib

Kepala SMA Islam Sidoarjo

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA