Search

PERAN GENERASI Z DALAM MITIGASI BENCANA DEMOGRAFI
Penulis : Prof Dr Zumrotul Mukaffa M. Ag (Staf Khusus Wakil Presiden Republik Indonesia)

Majalahaula.id – Kelulusan dari SMA adalah salah satu fase talabul ilmu pada jalur formal dan

menjadi momen penting dalam kehidupan anak-anak kita, bukan hanya

sebagai pencapaian akademis tetapi juga sebagai titik awal dari perjalanan

menuju kedewasaan. Saat ini, para siswa tidak hanya diuji dalam pengetahuan

dan keterampilan akademis, tetapi juga dalam kemampuan mereka untuk

bertanggung jawab, beradaptasi, dan menghadapi tantangan kehidupan yang

lebih kompleks di masa depan.

 

Kelulusan SMA menandai akhir dari satu babak dalam pendidikan formal,

namun juga merupakan awal dari babak baru yang penuh dengan pilihan dan

tanggung jawab. Para lulusan diharapkan untuk dapat mengambil peran lebih

aktif dalam menentukan arah dan tujuan hidup, serta siap untuk menghadapi

berbagai tantangan hidup dimasa mendatang.

 

Saat ini mungkin ada yang sudah menentukan pilihan untuk melanjutkan ke

jenjang perguruan tinggi, ada yang sudah diterima atau sedang dalam proses

seleksi perguruan tinggi. Namun demikian tentu janganlah kita melupakan

pondasi utama dari generasi islam adalah terus menggali dan mempelajari

islam dari Al-Quranul Karim dan As-Sunnah melalui guru-guru ngaji, para kiyai

dan habaib di sekitar kita.

 

Di samping itu, kelulusan SMA juga harus menjadi semangat bagi para lulusan

untuk terus berjuang dan mengembangkan potensi diri yang harus dilandasi

dengan mencari ridho Alloh SWT. Ini adalah waktu di mana anak-anak ku

semua harus merenungkan tentang impian dan cita-cita yang ingin dicapai dan

mulai merencanakan langkah-langkah konkrit untuk mencapainya.

 

Semangat untuk terus belajar dan berjuang harus tetap menyala, karena dunia

terus berubah dan berkembang, dan insya Alloh anak-anakku para lulusan

SMA Islam Sidoarjo memiliki mental yang siap untuk menghadapi setiap

tantangan perubahan jaman seraya memohon ridho dan pertolongan Alloh

SWT.

 

Di tengah semangat kegembiraan ini, mari kita juga mengambil waktu sejenak

untuk merenungkan tentang masa depan yang akan dihadapi oleh generasi

muda kita. Terdapat tiga kontek yang ingin saya sampaikan pada kesempatan

ini, yaitu:

(1). Tujuan Pembangunan Berkelanjutan;

(2). Bonus Demografi; dan

(3). Bencana Demografi serta Manajemen Bencana Bonus Demografi.

 

Konteks di atas saya sampaikan dengan harapan untuk membuka cakrawala pengetahuan dalam menyongsong masa depan dengan lebih optimis karena kita yakin bahwa Alloh SWT selalu dekat dengan orang-orang yang bertaqwa kepada-NYA dan senantiasa akan memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat.

 

Konteks Pertama, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs)

disahkan pada 25 September 2015. SDGs sebagai bentuk kesepakatan

pembangunan global. Terdapat 17 Tujuan dan 169 Target merupakan

rencana aksi global untuk 15 tahun ke depan (berlaku sejak 2016 hingga

2030). Tujuan utamanya untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi

kesenjangan dan melindungi lingkungan,

 

Dengan prinsip “NO ONE LEFT BEHIND”, maka didorong agar:

(1). Semua pihak harus terlibat di dalam setiap prosesnya, terkhusus untuk yang

selama ini tertinggal; dan

(2). Sejauh mana program dan kebijakan pembangunan dapat atau mampu menjawab persoalam-persoalan masyarakat, khususnya yang tertinggal

Menurut SDGs Report pada tahun 2022, saat ini Indonesia berhasil mencapai

69,16% dari seluruh tujuan SDGs. Pencapaian itu meningkat dibanding

tahun 2015 yang skornya masih 65,03%.

 

Bentuk dukungan dan komitmen Pemerintah saat ini dalam pencapaian SDGs, yaitu:

 

  • Pada September 2022 Presiden Joko Widodo sudah menerbitkan

Peraturan Presiden (Perpres) baru untuk mendorong kinerja pencapaian

SDGs, dengan ditetapkannya Perpres No. 111 Tahun 2022 tentang

Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,

diharapkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nasional tahun 2024

dapat tercapai dengan lebih cepat dan lebih terarah.

 

  • “Upaya pencapaian target SDGs mulai menampakkan hasil, dari 163

negara, kedudukan Indonesia naik dari urutan ke-97 tahun 2021,

menjadi peringkat ke-82 pada 2022“. K.H. Ma’ruf Amin – saat membuka

Indonesian SDGs Corporate Summit Tahun 2022 di Bali

 

  • “Pemerintah saat ini terus berupaya memberantas kemiskinan

terutama kemiskinan ekstrem melalui upaya-upaya perlindungan

sosial dan pemberdayaan masyarakat”. – K.H. Ma’ruf Amin, 2022

Saudara-saudara yang saya hormati dan anak-anakku yang saya cintai.

 

Konteks Kedua, Bonus Demografi

Seperti yang kita ketahui, Indonesia sedang mengalami Bonus Demografi,

yaitu kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun).

 

“Pada tahun 2023 dari total jumlah penduduk mencapai 280 juta, 66,3 juta didominasi pemuda/pemudi usia 15-30 tahun. Oleh sebab itu ke depan yang namanya pemuda ini sangat penting sekali bagi negara kita karena bonus demografi yang kita dapatkan. Jangan sampai menjadi beban, tapi mestinya menjadi modal kita untuk melompat maju”.- Ir.  Joko Widodo (Presiden RI), 2022

Hal ini memberikan peluang besar bagi pembangunan negara kita, dengan asumsi bahwa kita dapat mempersiapkan generasi muda kita dengan keterampilan dan pendidikan yang sesuai kondisi jaman dengan pondasi nilai-nilai keimanan dan keislaman yang kokoh.

Baca Juga:  BELAJAR DENGAN TAKSONOMI BLOOM : MENJELAJAH LEVEL KOGNITIF DARI PERSPEKTIF AL-BAQARAH

 

Anak-anakku para lulusan SMA Islam Sidoarjo, kalian adalah bagian dari bonus demografi ini. Tanggung jawab besar untuk menunjukkan bahwa kalian adalah generasi emas Indonesia saat ini yang insya Alloh akan berkontribusi pada pencapaian Indonesia maju. Salah satu Upaya kalian dapat dilakukan dengan memanfaatkan kesempatan ini dengan belajar dengan giat, mengembangkan keterampilan, dan menjadi agen perubahan positif bagi Masyarakat, bangsa dan negara yang kita cintai.

 

Dalam kesempatan ini, ijinkan saya menyampaikan beberapa hal penting terkait peran pemuda dalam bonus demografi. Walau fase anak-anakku saat ini lebih difokuskan pada keberlanjutan jenjang Pendidikan formal yang lebih tinggi, namun tidak ada salahnya mulai mempersiapkan orientasi masa depan dalam kerangka besar. Anak-anakku para lulusan SMA Islam Sidoarjo sebagai bagian dari Pemuda Indonesia Generasi Emas.

 

Beberapa peran yang perlu dipersiapkan seiring dengan menjalani pendidikan di berbagai perguruan tinggi, Pesantren dan lembaga pendidikan dan keterampilan lainnya. Saat ini muncul fenomena banyak Generasi Z (Gen Z) yang sangat mahir dalam menggunakan teknologi dan media sosial untuk memasarkan suatu produk dengan perolehan keuntungan yang luar biasa besar. Tentu orientasinya bukan pada sekedar pendapatan keuntungan, namun kembali bahwa Generasi Islam Masa Depan harus menjadi agen perubahan yang mampu mengoptimalkan berbagai sumber daya dalam koridor meraih ridho dan maghfirol Alloh SWT.

 

Sebagaimana firman Alloh SWT dalam Surah Al-Asr (103:1-3): Artinya: “Demi masa! Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Surah Al-Asr ayat 1 – 3).

 

Ayat ini menegaskan bahwa manusia berada dalam kerugian kecuali mereka

yang beriman, beramal shalih, dan saling menasehati untuk kebenaran dan

kesabaran. Generasi muda Islam diharapkan menjadi bagian kelompok ini.

Selanjutnya dalam Hadits Riwayat At-Tirmidzi nomor 3794, artinya: “Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu’awiyah] dari [Al A’masy] dari [Ibrahim] dari [‘Abidah yaitu As Salmani] dari [Abdullah bin Mas’ud] dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik manusia ialah generasiku kemudian generasi setelahnya kemudian generasi setelahnya kemudian setelah itu datang suatu kaum yang meremehkan sumpah dan persaksian, terkadang mereka bersumpah sebelum bersaksi dan terkadang mereka bersaksi sebelum bersumpah.” Dan dalam bab ini, ada juga riwayat dari Umar dan Imran bin Hushain serta Buraidah. Abu Isa berkata; Hadits ini adalah hadits hasan shahih.” (HR. At-Tirmidzi)

 

Hadis ini menegaskan bahwa generasi muda Islam memiliki peran penting dalam menjaga dan meneruskan ajaran Islam, serta menjadi penerus terbaik sehingga bisa menjadi andalan bangsa yang baik bagi seluruh umat di masa mendatang. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran ini, generasi muda dapat mempersiapkan diri dan memainkan peran mereka secara efektif dalam menyongsong masa depan dengan penuh keberhasilan dan kemanfaatan.

 

Peran Generasi Muda Islam dimasa mendatang dalam Bonus Demografi ini,

antara lain:

(1) Pembangunan Sosial dan Lingkungan

Pemuda juga berperan penting dalam pembangunan sosial dan

lingkungan, antara lain:

  • Kesadaran Sosial: Pemuda yang memilik kesadaran sosial tinggi dapat mendorong perubahan positif dalam masyarakat, seperti kampanye kesetaraan gender, kampanye Cegah Stunting Itu Penting, pentingnya kesehatan reproduksi remaja dan pengembangan anak usia dini, dll.
  • Pelestarian Lingkungan: Pemuda yang peduli terhadap lingkungan dapat menggerakkan aksi-aksi pelestarian, seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, dan penggunaan energi terbarukan, dll.

 

(2) Calon Pemimpin Masa Depan

Pemuda adalah calon pemimpin masa depan yang akan menentukan arah kebijakan negara. Oleh karena itu menjadi penting:

  • Pendidikan Kepemimpinan: Pelatihan kepemimpinan yang baik dapat mempersiapkan pemuda untuk mengambil peran penting dalam pemerintahan dan sektor swasta. Sebagaimana kita ketahui bersama, di NU telah memiliki berbagai lembaga pengkaderan yang telah melahirkan para Pemimpin Bangsa.

 

Untuk itu, anak-anakku semua silahkan turut aktif berorganisasi sebagai ikhtiar lahiriah dalam membangun potensi diri.

  • Partisipasi dalam Politik: Pemuda yang aktif dalam politik dapat membawa perspektif baru dan semangat perubahan dalam pemerintahan. Tentu pada konteks ini, anak-anakku semua perlu kematangan diri dan berpikir, bersikap, bertindak dan berprilaku dengan tetap mengedepankan nilai-nilai yang diridhoi oleh Alloh SWT.

 

(3) Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Tenaga Kerja

Upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan:

  • Pendidikan dan Pelatihan: Pemuda yang memiliki akses ke pendidikan berkualitas dan pelatihan keterampilan akan lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja. Mereka dapat berkontribusi secara efektif dalam berbagai sektor ekonomi.
  • Inovasi dan Kreativitas: Pemuda dikenal memiliki semangat inovasi dan kreativitas yang tinggi. Dengan dukungan yang tepat, mereka dapat menciptakan solusi baru dan mengembangkan teknologi yang meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Baca Juga:  Mendorong Kemandirian Ekonomi Pesantren

 

(4) Penggerak Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif adalah sektor yang sangat potensial dan dapat digerakkan oleh pemuda melalui:

  • Kewirausahaan: Pemuda yang berani mengambil risiko dan memulai usaha sendiri dapat menciptakan lapangan kerja baru dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
  • Industri Kreatif: Pemuda dapat mengembangkan industry kreatif seperti desain, musik, film, dan teknologi informasi yangmemiliki nilai tambah tinggi dan mampu bersaing di pasar global.

 

(5) Transformasi Digital

Pemuda sebagai generasi digital native memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi digital dalam berbagai aspek kehidupan:

  • E-commerce dan Ekonomi Digital: Pemuda dapat mengembangkan bisnis online dan berpartisipasi dalam ekonomi digital yang sedang berkembang pesat.
  • Transformasi Layanan Publik: Pemuda dapat berkontribusi dalam digitalisasi layanan publik untuk meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas.

Peran pemuda dalam bonus demografi sangat penting untuk mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial di Indonesia. Dukungan dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta diperlukan untuk memfasilitasi pendidikan, pelatihan, serta peluang kerja dan kewirausahaan bagi pemuda. Dengan demikian, pemuda Indonesia dapat menjadi penggerak utama dalam mencapai kesejahteraan dan kemajuan bangsa.

 

Konteks Ketiga, Bencana Bonus Demografi dan Manajemen

 

Bencana Bonus Demografi

 

Meski kita saat ini tengah menikmati Bonus Demografi, di mana proporsi

penduduk usia produktif berada pada tingkat yang tinggi, tanpa pengelolaan

yang tepat, potensi ini bisa berubah menjadi bencana demografi. Bencana

demografi adalah situasi di mana suatu negara atau wilayah mengalami

tekanan besar akibat pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang

dengan kapasitas ekonominya.

Beberapa masalah yang dapat muncul bila Bonus Demografi tidak dikelola

dengan baik:

(1) Kemiskinan: Pertumbuhan populasi yang cepat tanpa peningkatan

yang seimbang dalam lapangan kerja dan layanan sosial dapat

menyebabkan peningkatan tingkat kemiskinan. Masyarakat yang tidak

memiliki akses ke pekerjaan yang layak akan kesulitan memenuhi

kebutuhan dasar mereka.

(2) Pengangguran: Dengan lebih banyak orang yang memasuki usia

kerja, tanpa penciptaan lapangan kerja yang memadai, tingkat

pengangguran dapat meningkat. Pengangguran massal tidak hanya

menyebabkan masalah ekonomi tetapi juga sosial, seperti

peningkatan kriminalitas dan ketidakstabilan sosial.

(3) Ketimpangan Sosial: Ketimpangan ekonomi dan sosial dapat

semakin tajam apabila akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan

peluang ekonomi tidak merata. Ketidakadilan dalam distribusi sumber

daya dan peluang bisa memicu konflik sosial dan menurunkan kohesi

sosial.

 

Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, bonus demografi dapat

memberikan peluang besar bagi kita untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Namun, jika tidak dikelola dengan

baik, bonus demografi dapat menjadi bencana demografi. Negara-negara

yang sukses memanfaatkan bonus demografi biasanya mengalami lonjakan

pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan

jumlah tenaga kerja yang produktif, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produksi dan konsumsi.

 

Namun, di sisi lain, jika kita gagal dalam memanfaatkan peluang ini, bonus

demografi bisa berubah menjadi beban demografi. Jumlah penduduk usia

produktif yang besar tanpa adanya lapangan pekerjaan yang memadai akan

meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan. Ini adalah bencana

yang harus kita hindari.

 

Untuk mengelola bonus demografi dan mengatasi potensi bencana

bonus demografi ini, beberapa langkah penting yang harus dilakukan

adalah:

(1) Menciptakan Lapangan Kerja: Pemerintah dan sektor swasta harus

bekerja sama untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja yang

layak. Investasi dalam sektor-sektor yang berpotensi menyerap

banyak tenaga kerja, seperti manufaktur, teknologi, dan layanan,

harus ditingkatkan.

 

(2) Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan dan Pelatihan:

Pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan. Sistem

pendidikan harus diperkuat dan diperluas, sehingga semua anak,

tanpa terkecuali, mendapatkan kesempatan untuk mengenyam

pendidikan yang berkualitas. Pendidikan vokasional dan pelatihan

keterampilan juga harus diperbanyak untuk mempersiapkan generasi

muda menghadapi tuntutan pasar kerja.

 

(3) Memperkuat Sistem dan Kualitas Layanan Kesehatan: Akses

terhadap layanan kesehatan yang berkualitas harus menjadi prioritas.

Kesehatan yang baik adalah fondasi bagi produktivitas dan

kesejahteraan. Investasi dalam infrastruktur kesehatan, serta

program-program pencegahan dan pengobatan penyakit, sangat

penting.

 

(4) Mendorong Kewirausahaan: Kewirausahaan bisa menjadi salah satu

solusi untuk menciptakan lapangan kerja baru. Program pelatihan dan

dukungan bagi calon wirausaha muda dapat membantu mereka

memulai dan mengembangkan usaha, sehingga turut berkontribusi

dalam perekonomian.

 

(5) Merancang Kebijakan Sosial yang Inklusif: Kebijakan sosial harus

dirancang untuk mengurangi ketimpangan dan memastikan bahwa

semua lapisan masyarakat mendapatkan manfaat dari pertumbuhan

ekonomi. Program bantuan sosial, subsidi pendidikan, dan kesehatan

harus ditargetkan dengan tepat untuk mereka yang paling

membutuhkan.

 

(6) Pengembangan Ekonomi Kreatif: Kita harus mendorong

pengembangan ekonomi kreatif yang mampu menyerap tenaga kerja

Baca Juga:  Sajian Khusus: Ahl-Kitab dalam Islam (1): Sebagai Anggota Masyarakat

dan menghasilkan nilai tambah yang tinggi. Sektor ekonomi kreatif

seperti pariwisata, teknologi informasi, dan industri kreatif lainnya

memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

 

(7) Penguatan Infrastruktur: Infrastruktur yang memadai akan

mendukung pertumbuhan ekonomi. Pembangunan jalan, jembatan,

pelabuhan, dan fasilitas umum lainnya harus diprioritaskan.

Dengan langkah-langkah ini, insha Alloh kita bisa memanfaatkan Bonus

Demografi secara optimal dan mencegah terjadinya bencana demografi. Hal

ini memerlukan kerja sama dan komitmen dari seluruh elemen masyarakat,

termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Hanya dengan

demikian kita dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah dan sejahtera

bagi generasi mendatang.

 

Sebagai warga yang sangat mencintai bangsa dan Negara Kesatuan Republik

Indonesia, maka perlu kita berpikir Apa yang harus dilakukan agar Bonus

Demografi ini dapat menjadi Modal kemajuan Indonesia? Dengan kembali

merenungi Firman Alloh SWT terkait dengan perintah-NYA “Makmurkanlah

Bumi” dalam Surat Hud ayat 61 (Sumber: Syaikh Nawawi al-Bantani: Mirah

Labid li Kasyfi Ma’na al-Qur’an al-Majid). Artinya: “Dan kepada kaum samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan

menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepadaNya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).”

 

Sungguh keberhasilan seluruh ikhtiar kita hanyalah berkat pertolongan

Alloh SWT dan kita harus meyakini bahwa setiap musibah dan

keberuntungan hanya datang dari Allah. Artinya: “Katakanlah (wahai Muhammad): “Tidak sekali-kali akan menimpa kami sesuatu pun melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dia lah Pelindung yang menyelamatkan kami, dan (dengan kepercayaan itu) maka kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang

beriman bertawakal.” (QS. At-Taubah: 51).

 

Sungguh hanyalah Allah SWT tempat bergantung dan berlindung, Sebagaimana “Wasiat Rasulullah SAW. Kepada Ibnu Abbas” yang artinya: Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma, beliau berkata: Suatu saat saya berada di belakang nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada dihadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah.

 

Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untukmendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk

mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.” (Riwayat Turmudzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shahih). Dalam sebuah riwayat selain Turmudzi dikatakan: Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di depanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang

niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput darimu tidaklah akan menimpamu dan apa yang ditetapkan akan menimpamu tidak akan luput darimu, ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan bersama kemudahan).

 

Pelajaran yang terdapat dalam hadits di atas:

1) Perhatian Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam mengarahkan

umatnya serta menyiapkan generasi mu’min idaman.

2) Termasuk adab pengajaran adalah menarik perhatian pelajar agar timbul

keinginannya terhadap pengetahuan sehingga hal tersebut lebih

terkesan dalam dirinya.

3) Siapa yang konsekwen melaksanakan perintah-perintah Allah, niscaya

Allah akan menjaganya di dunia dan akhirat.

4) Beramal saleh serta melaksanakan perintah Allah dapat menolak

bencana dan mengeluarkan seseorang dari kesulitan.

5) Tidak mengarahkan permintaan apapun (yang tidak dapat dilakukan

makhluk) selain kepada Allah semata.

6) Manusia tidak akan mengalami musibah kecuali berdasarkan ketetapan

Allah ta’ala.

7) Menghormati waktu dan menggunakannya kepada sesuatu yang

bermanfaat sebagaimana Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam

memanfaatkan waktunya saat beliau berkendaraan.

 

Dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan ini, saya yakin bahwa

para lulusan SMA Islam Sidoarjo memiliki potensi yang besar untuk menjadi

Pemimpin di masa depan yang akan membawa perubahan positif bagi bangsa

dan negara. Teruslah berusaha, teruslah belajar, dan jadilah agen perubahan

yang kita butuhkan. Bagi para orang tua, kami berharap teruslah mendampingi

ananda tercinta dalam setiap titian langkah seraya berdoa kepada Alloh SWT

dengan memantapkan hati dan pikiran bahwa Ananda para Lulusan SMA Islam

Sidoarjo ini adalah Generasi Penerus Kebaikan Kita, Generasi Penerus

Penyebar Keimanan dan Keislaman, Generasi Emas Menuju Indonesia Maju

yang Berkeadilan. Sehingga kita semua dalam menjalani seluruh ikhtiar yang

tentunya akan banyak kendala dan tantangan yang diantaranya terkait materi,

namun kita semua selalu dalam keyakinan bahwa Alloh SWT tidak akan

memberikan cobaan melampaui batas kemampuan hambanya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA