Search

“Muwaddaah”, Tradisi Pamitan Calon Haji
Oleh : M. Anshor Sja’roni (Pengurus Yayasan Pendidikan dan Sosial Al Hasan dan ISHARI Tambak Oso Waru Sidoarjo)

Majalahaula.id – Keberangkatan jamaah haji tahun 2024 sudah dimulai sejak 12 Mei lalu. Ribuan jemaah berangkat menuju tanah suci Makkah dan Madinah untuk melaksanakan ibadah haji, rukun Islam yang kelima.

Di balik persiapan yang matang dan teknis yang ketat, terdapat cerita-cerita menarik tentang tradisi-tradisi lokal yang turut memeriahkan momen penting ini. Salah satu tradisi yang mengiringi sebelum calon jamaah haji melaksanakan perjalanan ibadah haji adalah Muwaddaah Haji.

Muwaddaah haji adalah sebuah acara pamitan yang dilakukan oleh calon jamaah haji sebelum mereka meninggalkan kampung halaman untuk menjalani ibadah haji di tanah suci. Tradisi ini masih lestari di Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

Seperti yang terjadi pada Senin (6/5/2024), Desa Tambak Oso nampak terlihat penuh kehangatan dan kebersamaan dalam acara Muwaddaah Haji. Empat calon jamaah haji dari desa tersebut dikumpulkan di Masjid Roudlotul Mukminin Tambak Oso, tempat para sanak keluarga dan warga desa berkumpul untuk memberikan doa dan dukungan sebelum keberangkatan mereka.

Baca Juga:  Maqashid Al-Syariah dan Kebebasan Berkeyakinan

Usai shalat Dzuhur, sebelum para calon jamaah haji datang, suasana di masjid sudah dipenuhi oleh bacaan salawat burdah yang dilantunkan oleh ibu-ibu muslimat. Dalam upacara pelepasan itu, disampaikan beberapa pesan dari ketua takmir masjid kepada keempat calon jamaah haji agar menjaga kesehatan dan bisa melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji dengan khusuk.

Para jamaah yang hadir di masjid diajak mendoakan keempat calon jamaah haji agar dalam perjalanan hingga saat kepulangan nanti diberikan keselamatan dan menjadi haji yang mabrur. Selanjutnya, salah satu pengurus takmir masjid melantunkan Adzan. Usai adzan, calon jamaah haji bersiap berangkat yang diiringi dengan lantunan talbiyah.

Suasana haru menyelimuti para sanak keluarga dan masyarakat saat bersalaman dengan calon jamaah haji sambil memberikan amplop berisi uang. Mereka juga terlihat membisikkan pesan kepada calon jamaah haji.

Baca Juga:  Hakikat Shalat Idul Fitri

Sebelum turun dari teras tangga masjid, salah satu calon jamaah haji, Yaulil Haq melemparkan uang kertas ke tengah-tengah warga yang hadir. Uang pecahan 2000, 5000, 10.000, dan pecahan 50.000 menjadi rebutan warga. Suasana haru bercampur riuh pecah di teras masjid.
Shonik Mufidah, salah satu saudara tua Yaulil Haq mengatakan, acara muwaddaah juga digelar di rumah keluarga. Acara itu digelar tiga hari sebelum acara pemberangkatan di masjid desa.

“Adik kami, Yaulil Haq, masih bujang, sehingga kami sekeluarga bersama-sama mengadakan Muwaddaah Haji. Kami mengundang para tetangga dan warga sekitar untuk berdoa bersama dan memberikan dukungan moral. Intinya kami memamitkan adik kami agar diberikan kelancaran dalam beribadah haji,” kata Shonik Mufidah.

Baca Juga:  Mencetak Wirausaha Muslim

Dalam kehangatan dan kebersamaan acara seperti Muwaddaah Haji ini, tergambar betapa kuatnya ikatan sosial dan spiritual yang mengikat masyarakat Desa Tambak Oso. Mereka tidak hanya mempersiapkan jamaah haji secara fisik dan materi, tetapi juga secara spiritual dan emosional. Dan di balik semua persiapan itu, terpancar harapan akan mendapatkan haji yang mabrur.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA