Majalahaula.id – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyoroti kelangkaan pangan yang terjadi berulang setiap tahunnya. Oleh sebab itu, DPR meminta pemerintah membenahi kebijakan pangan agar kelangkaan tidak terulang.
“Dalam perspektif jangka menengah, panjang, pemerintah harus membenahi masalah struktural dalam memenuhi kebutuhan pokok rakyat agar kelangkaan bahan pokok tidak terulang tahun ke tahun mendatang,” kata Wakil Ketua DPR RI ini dalam Rapat Paripurna di gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (05/04/2024).
Di tengah situasi tingginya harga bahan pokok menjelang Ramadan, DPR meminta pemerintah harus segera melakukan sejumlah langkah-langkah untuk mengantisipasi harga terjangkau untuk masyarakat. “Pemerintah harus mengambil langkah-langkah antisipatif sesuai dengan perundang-undangan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dengan daya beli yang terjangkau,” jelasnya.
Sejumlah anggota DPR juga menyoroti mahalnya harga dan impor beras, salah satu Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet yang mengatakan antrean panjang masyarakat untuk mendapatkan beras murah banyak terjadi. Hal ini karena masyarakat berbondong-bondong ingin mendapatkan beras murah.
Ia juga menyoroti impor beras pemerintah yang telah dilakukan sejak 2022 karena belum mampu menurunkan harga beras sat ini. “Impor beras sudah dilakukan 2023 2 juta ton, 2024 direncanakan 3 juta ton. Harga beras di rakyat kita juga tidak turun,” ucapnya.
Menurutnya, tingginya harga beras saat ini juga berdampak bagi petani. Untuk itu, dia meminta pemerintah agar bisa menyeimbangkan harga di petani dan masyarakat. “Kami menuntut hadirnya pemerintah menjaga kesejahteraan petani agar panen dibeli harga mahal, kebutuhan rakyat mendapatkan haknya, beras harga terjangkau harus dipenuhi. Pemerintah harus serius melakukan bagaimana beras bisa turun. El Nino tidak lagi menjadi alasan,” jelasnya.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima juga menyoroti terlambatnya panen beras yang disebut terjadi April 2024. Hal ini tentu akan berdampak pada harga pangan pada Ramadhan. “Ramalan produksi April dimungkinkan panen April, produksi ke beras ke pasar itu satu bulan, bulan April dan Mei, kita ada bulan Ramadan dan juga Idul Fitri,” ucapnya. (Ful)