Majalahaula.id – Pengumpulan dana abadi pendidikan untuk wakaf di sejumlah perguruan tinggi terus mengalami peningkatan. Data Badan Wakaf Indonesia atau BWI menyebutkan, total anggarannya sudah mencapai lebih dari Rp679 miliar. Manfaat dari pengelolaan itu disalurkan untuk beragam keperluan, termasuk beasiswa di kampus yang bersangkutan.
Ketua Pelaksana BWI sekaligus mantan Mendikbud ini menyambut baik adanya sejumlah kampus yang menggalang dana wakaf. Dia mengatakan, dana wakaf perguruan tinggi seperti itu sudah sering dilakukan di kampus-kampus besar di penjuru dunia. ”Dana abadi (endowment fund) ini merupakan proses copy dari wakaf,” katanya di kampus Unpad Bandung beberapa waktu lalu.
Dia bersyukur sekarang sudah marak kampus di Indonesia yang menyiapkan dana abadi. Pak Nuh mendorong dana abadi yang terkumpul untuk dikerjasamakan dengan BWI dalam pengelolaannya.
Pada bagian lain, pengamat pendidikan Doni Koesoema mengatakan, ada sedikit perbedaan antara endowment fund di Indonesia dan sejumlah kampus di luar negeri. Doni menegaskan, endowment fund di banyak negara berbasis proyek. Kemudian, dananya habis untuk proyek tersebut.
Bukan seperti dana abadi di Indonesia yang diinvestasikan, kemudian manfaatnya untuk program beasiswa dan sejenisnya. ”Yang terbesar IPB dengan nilai total Rp 250 miliar,” kata Wakil Ketua BWI Imam Teguh Saptono dalam Rakernas Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi) di Jakarta Sabtu (24/02/2024).
Ada juga dari gabungan PTN se-Jawa Barat yang mencapai Rp300 miliar. Dana tersebut ditempatkan pada sukuk wakaf yang dikeluarkan negara. Nilai pokok dari dana tersebut akan kembali ke pengelola jika sudah jatuh tempo. Rata-rata sukuk wakaf memiliki tempo dua tahun.
Sementara itu, nilai manfaat atau hasil investasinya disalurkan untuk manfaat wakaf seperti program beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu. Khususnya yang tidak mendapatkan alokasi beasiswa dari pemerintah. Dia berharap ke depan keberadaan dana wakaf dari perguruan tinggi itu semakin meningkat. Dengan demikian, akan semakin banyak kalangan, khususnya mereka yang terlahir dari keluarga kurang mampu untuk bisa mengenyam pendidikan tinggi layaknya kalangan berada. (Ful)