Majalahaula.id – Aktivis Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Tasikmlaya, Jawa Barat menyoroti penumpukan sampah di sejumlah titik. Mereka menilai, sampah yang menumpuk tersebut sebagai penyakit yang tak ada obat penawarnya. Pada saat yang sama, pejabat yang berwenang ternyata tidak mampu menjamin kawasan dari sampah.
Tak hanya itu, PMII juga meminta kepada Pj Wali Kota Tasikmalaya untuk mengevaluasi Kepala Dinas dan Sekretaris Lingkungan Hidup. Bahkan mereka juga mendesak untuk mencopotnya karena dianggap gagal dalam mengelola sampah. “Kepala DLHK tidak becus menangani sampah di Tasikmalaya,” kata Wakil Sekretaris PMII Kota Tasikmalaya. Ridwan, Ahad (18/02/2024).
Selain itu, tumpukan sampah yang PMII soroti tersebut, seperti penyakit yang belum ada obatnya. Hal tersebut diperparah dengan tidak adanya langkah takyis dan solusi terbaik terkait masalah ini. “Kita sudah beberapa kali aksi dan audiensi, tapi belum ada respons, baik dari Kadis atau Pj Wali Kota terkait solusinya,” katanya.
Karena persoalan penanganan sampah ini, lanjut Ridwan, Tasikmalaya yang memiliki slogan Kota Resik, ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Dan menurutnya, siapa saja yang dianggap tidak mampu mengemban amanah dengan baik, maka sudah selayaknya untuk dimintai pertanggung jawaban. Bahkan kalau dirasa perlu, keberadaan pejabat tersebut bisa diganti. “Janji Pj Wali Kota sejak kedatangannya ke sini setahun lalu belum ada buktinya. Jika memang tidak sanggup, lebih baik mundur saja,” tegasnya.
Selain PMII, sejumlah warga juga soroti penumpukan sampah yang ada di sejumlah titik di Kota Tasikmalaya. Bahkan, sampah yang belum diangkut dan terus menggunung tersebut membuat warga geram.
Warga RW 03, Kelurahan Argasari, sampai memblokade jalan Pasar Wetan, Kecamatan Cihideung, dengan membiarkan sampah berserakan di jalan dekat dengan Tempat Pembuangan Samentara. (Ful)