AULA – Presiden Joko Widodo mendorong perguruan tinggi di Indonesia menjadi institut berbasis teknologi pendidikan atau education technology (edutech). Dorongan itu muncul atas distrubsi teknologi digital yang mengubah berbagai aspek kehiduan masyarakat.
“Kita harus akui bahwa teknologi telah menjadi master distrupsi. Perdagangan menjadi e-commerce. Perbankan terdistrupsi oleh fintech dan e-payment. Kedokteran dan farmasi oleh health-tech. Pendidikan telah terdistrubsi besar-besaran oleh edutech,” ungkapnya di Konferensi Forum Rektor Indonesia, Selasa 27 Juli 2021.
Menurutnya teknologi paling dasar adalah pembelajaran memanfaatkan teknologi digital. Digital learning bukan hanya untuk memfasilitasi pengajaran oleh dosen internal kampus pada mahasiswa. Tetapi yang juga penting adalah memfasilitasi mahasiswa belajar kepada siapapun juga, dimanapun juga, tentang apapun juga. Misalnya pembelajaran dari pada praktisi termasuk pelaku industri sangat penting untuk difasilitasi.
Selain itu, kurikulum harus memberikan bobot Satuan Kredit Semester (SKS) yang jauh lebih besar bagi mahasiswa untuk praktisi dan industri. Mahasiswa dan dosen kepada industri teknologi masa depan harus ditingkatkan. Pengajar dan mentor dari pelaku industri, magang mahasiswa ke dunia industri bahkan industri sebagai tenant di dalam kampus harus ditambah. Termasuk organisasi dan praktiksi lainnya harus diajak berkolaborasi.
“Mahasiswa harus disipkan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk zamannya. Sekali lagi saya tegasakan dunia perguruan tinggi sangat membutuhkan kolaborasi dengan para praktisi dan pelaku industri. Demikian juga sebaliknya pelaku industri sangat membutuhkan talenta inovasi teknologi dari perguruan tinggi. Oleh karena itu, ajak industri ikut mendidik para mahasiswa sesuai kurikulum industri bukan kurikulum dosen. Agar mahasiswa memiliki pengalaman yang berbeda dari dunia akademis semata. Beri kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan talentanya,” tuturnya.
Jokowi juga meminta perguruan tinggi yang berusia tua untuk segera melakukan premajaan diri, termasuk kurikulum dan sistem pembelajaran. Peremajaan dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan industri.
Sementara perguruan tinggi yang berusia muda, diminta untuk segera menyesuaikan diri dalam arus perubahan zaman.
“Perguruan tinggi yang muda tidak terbebani untuk membuang tradisi kerja masa lalu. Perguruan tinggi baru berkesempatan untuk melompat ke cara kerja baru, ke kurikulum baru, ke manajemen model baru,” ujarnya.