Majalahaula.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri Haflah dan Wisuda Khotmil Qur’an di Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Falah, Ploso, Kabupaten Kediri, Sabtu (30/9) malam.
Total ada 421 santriwati yang mengikuti Haflah dan Wisuda Khotmil Qur’an kali ini. Mereka terdiri dari Khotimat Bil Ghoib 23 wisudawati, Khotimat Bin Nadhor 100 wisudawati, dan Khotimat Juz Amma 298 wisudawati.
Kepada para wisudawati, Gubernur Khofifah berpesan untuk terus menjaga karakter dan moral bangsa. Caranya dengan mengamalkan ilmunya ketika sudah selesai dari pondok pesantren.
Ini penting, agar generasi muda tetap terjaga karakter dan moralitasnya dari gempuran nilai-nilai yang bertentangan dengan Islam dan kemanusiaan.
“Ini menjadi PR kita bersama. Bila di dalam pondok pesantren para santri terjaga karakter dan moralitasnya melalui bimbingan langsung ustadz/ustadzah dan kyai serta ibu nyai, di luar sana gempuran nilai-nilai yang merusak karakter masyarakat dalam beragam bentuk mengancam generasi muda,” katanya.
“Untuk itu, ilmu yang diperoleh selama di pondok pesantren mohon dapat diamalkan ketika nanti selesai dari pesantren,” imbuhnya.
Gubernur Khofifah mengingatkan, saat ini kampanye LGBT marak dilakukan dengan sangat halus. Ia mengaku memiliki beberapa contoh aksesoris berupa gelang yang jamak dikenakan oleh muda-mudi terdapat tulisan “transgender”, “biseks”, dan istilah-istilah LGBT lainnya.
Tak hanya itu, kampanye LGBT juga ada yang dijumpai pada tayangan kartun-kartun. Siapa yang menyangka tayangan untuk anak-anak tersebut disusupi oleh nilai-nilai yang ingin menormalisasi LGBT di Indonesia. Maka kepada orang tua tolong dijaga semua putra-putri kita dengan baik.
Gubernur Khofifah pun mendorong para santri, hafidz, dan hafidzah untuk bisa terus menguatkan keilmuan di bidang science dan teknologi. Sehingga kelak mereka akan mampu menjadi penerus Ibnu Sina di masa kini.
Ibnu Sina merupakan tokoh kenamaan dunia Islam yang dikenal sebagai hafidz sekaligus ahli kedokteran dan astronomi.
“Jadi para ustadzah yang sehari-hari menerima setoran hafalan para santriwati mulai sekarang bisa menilai dan mempersiapkan santri-santrinya guna memanfaatkan peluang tersebut, diklasifikasi sesuai talentanya dan minatnya baik coding, AI, ilmu science lainnya khususnya kedokteran” imbuhnya.
Tidak hanya itu, beberapa pihak juga memberikan peluang yang sama. Seperti Rektor Universitas Airlangga dan Rektor Universitas Brawijaya , UNESA serta UINSA setiap tahun menawarkan beasiswa untuk hafidz/hafidzah.
Selain itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga sempat mencari hafidz/hafidzah untuk mendapatkan kesempatan pelatihan coding dari BI.
“Kenapa hafidz/hafidzah? Karena menurut Pak Rektor, hafidz/hafidzah memiliki keunggulan dalam memori menghafal. Ini merupakan potensi sangat dibutuhkan dalam dunia kedokteran termasuk untuk menghafal bahasa coding hingga mempelajari artificial intelligence,” jelasnya.
Sementara itu, Ahlul Bait Agus. H.M. Kanzul Fikri menyampaikan bahwa perjuangan para pelajar tidak berhenti sampai di sini. Karena selesai yang ini, akan ada perjuangan lain.
Ia pun berharap, apa yang telah diajarkan oleh para guru, ustadzah, dan pengasuh ponpes bisa menjadi amal jariyah dan diterima oleh Allah SWT.
“Selesai satu cobaan, akan ada cobaan lain. Kalian semua masih akan banyak melanjutkan perjuangan. Tidak berhenti di sini saja,” pungkasnya.
Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah juga menandatangani plakat peresmian gedung baru Ponpes Tarbiyatul Qur’an Al Falah Ploso Kediri.