Search

PP Nurud Dhalam Bondowoso Edukasi Santri Jadi Pengusaha

Majalahaula.id – Masih banyak yang beranggapan pondok pesantren hanya mengajarkan ilmu agama dan kitab kuning saja. Padahal di sana juga diajarkan banyak hal termasuk cara jadi pengusaha seperti yang dilakukan Pondok Pesantren Nurud Dhalam Bondowoso.

PP Nurud Dhalam Bondowoso sendiri beralamat di Desa Wringin Kecamatan Wringin, dengan banyak lahan pertanian di sekitarnya.

Memanfaatkan potensi itu, Ponpes Nurud Dhalam kemudian mengajarkan santrinya jadi pengusaha dengan program pesantren menanam cabai.

Ternyata program ini mendapatkan support penuh dari Bank Indonesia (BI). Mulai dari bibit dan beragam kebutuhan untuk pertanian cabai.

Pengasuh Ponpes Nurud Dhalam, Kiai Musolli Riyadi mengaku baru saja dilantik sebagai dewan perwakilan daerah (DPD) Himpunan Bisnis Ekonomi Pesantren (Hebitren) Bondowoso bersama sejumlah pimpinan pondok pesantren di 38 kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur.

Baca Juga:  Pondok Pesantren Modern As-Sajdah Makkiyah Batulayang Pontianak, Bangkitkan Ghirah Belajar di Tengah Pandemi

“Agar mempunyai payung hukum yang kuat,” jelas dia saat dikonfirmasi TIMES Indonesia.

Menurutnya, program ini merupakan binaan dari BI untuk menciptakan pesantren yang mandiri ekonomi.

Pembinaan ini dalam bentuk menanam cabe. BI memberikan bantuan 10. 000 bibit cabai sekaligus alat-alat pertaniannya.

“Bibit itu sudah mulai ditanam di lahan yang dimiliki oleh Pesantren Nurud Dhalam, sekitar setengah hektar,” kata dia.

Hasil pertanian ini murni dikelola pesantren. Namanya kelompok tani di bawah naungan pondok pesantren.

Dalam mengelola pertanian ini, pihaknya melibatkan tiga komponen. Yakni santri, ustaz dan sebagian warga sekitar.

“Santri juga bantu, dan yang betul-betul mengelola itu masyarakat dua orang. Asatidz (ustaz) dua orang,” terang dia.

Baca Juga:  PWNU Jatim Luncurkan Posko Pesantren Ramah Santri

Menurutnya, pesantren memiliki kemampuan untuk mengembangkan bisnis karena pesantren memiliki kemandirian yang kuat dan kedaulatan.

“Ciri khas pesantren ini menunjang tumbuh-kembangnya bisnis di pesantren,” jelas dia.

Pihaknya masih fokus di sektor pertanian dulu. Jika progresnya baik, maka tahun berikutnya bisa dikembangkan bisnis lainnya seperti butik dan jenis bisnis lainnya.

Selain belajar agama kata dia, sebagian santri diajarkan bercocok tanam. Agar saat terjun ke masyarakat bisa langsung mempraktikkan.

“Ini untuk kemandirian ekonomi, agar santri bisa mempraktikkan ilmunya,” harap dia.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA