Search

Istighotsah Kubro 28 Oktober, Ini Sambutan dari Madura

PAMEKASAN – Warga Nahdliyin di Pulau Madura tidak keberatan atas penundaan acara Istighotsah Kubro oleh PWNU Jawa Timur, dari yang semula 21 menjadi 28 Oktober 2018. Paling tidak, hal itu diungkapkan Ketua PCNU Pamekasan, KH Taufik Hasyim.

“Penundaan tersebut justru berdampak positif ke daerah. Sebab, dalam sepekan ini, di daerah padat dengan rangkaian kegiatan Hari Santri,” ujarnya di kantor PCNU Pamekasan, Selasa 16 Oktober.

Respon serupa juga disampaikan Ketua PCNU Sumenep, KH Pandji Taufik. Dihubungi terpisah, ia menjelaskan bahwa penundaan Istighotsah Kubro guna memperingati Hari Santri itu, sudah pasti melalui pertimbangan dan musyawarah di internal kepengurusan PWNU Jawa Timur.

“Apapun keputusan PWNU Jawa Timur, kami tetap siap satu komando. Kami patuh, termasuk penundaan Istighotsah Kubro ini,” tuturnya, dikutip dari NU Online.

Baca Juga:  Pejabat Jangan Gunakan Kendaraan Dinas saat Mudik

Kiai Panji mengaku sudah menyampaikan secara resmi penundaan tersebut kepada jajaran pengurus PCNU, MWCNU, lajnah, Banom, dan nahdliyin di Sumenep.

“Semuanya mengapresiasi secara positif,” tukasnya.

Sebelumnya, PWNU Jawa Timur telah mengeluarkan rilis terkait penundaan Istighotsah Kubro tersebut. Berdasarkan rilis resmi Nomor 70/PW/A.2/L/X/2018, tertanggal 16 Oktober 2018, kegiatan yang semula direncanakan tanggal 21 Oktober 2018 itu ditunda sepekan, tepatnya pada tanggal 28 Oktober 2018. Alasan penundaannya adalah adanya masukan dari berbagai pihak serta banyaknya rangkaian kegiatan Hari Santri yang bersamaan di berbagai daerah se-Jawa Timur.

Kegiatan yang akan dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo itu tetap dilaksanakan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Ahad 28 Oktober 2018. (red)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA