Majalahaula.id – Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al-Amanah Junwangi, Krian, Sidoarjo, KH Nurcholis Misbah menceritakan dirinya mendirikan pesantren tidak mempunyai modal materi. Kiai Nurcholis lantas hanya mengandalkan modal keyakinan yang ia miliki dalam merintis pesantren.
Hal tersebut ia kisahkan dihadapan dewan guru lembaga pendidikan yang dinaungi Pondok Pesantren Modern Al-Amanah pada rapat awal tahun pelajaran 2023-2024.
“Modal mendirikan pesantren ini adalah keyakinan. Sehingga banyak orang yang pada saat itu berkomunikasi dengan saya tidak yakin saya bisa sukses mendirikan pesantren,” katanya.
Hal tersebut didasarkan argumentasi pada umumnya pendiri pesantren harus memiliki ilmu yang mempuni, memiliki dana yang cukup dan punya trah atau nasab kiai. Ketiga syarat tersebut tidak dimiliki oleh KH Nurcholis Misbah. Dijelaskan, ia dan Bu Nyai hidup pada kondisi ekonomi yang sangat sulit.
“Orang tau saya bukan seorang kiai. Kalau pun pernah mengajar ngaji, ibu saya hanya mengajar anak-anak kecil di kampung,” kisahnya.
Sementara ayah Kiai Nurcholis wafat sejak dirinya masih sekolah. Oleh karena itu, Kiai Nurcholis diragukan bahkan disebut terlalu berangan-angan tinggi oleh orang-orang yang ia ajak bicara. “Ketika semua tidak yakin, saya hanya punya keyakinan. Ini yang saya jaga agar tetap ada,” terangnya.
Keyakinan tersebut ternyata membuahkan hasil kepercayaan diri, inisiatif, kolaboratif dan inovasi. Sehingga meski kondisi ekonomi sangat sulit hanya memiliki sepeda mini, Kiai Nurcholis tetap percaya diri untuk mengajak anak muda atau orang tua mengaji dengan dirinya. Inovasi-inovasi terus dilakukan oleh Kiai Nurcholis pada kondisi ekonomi yang sulit. Keterbatasan pengetahuan pun tidak memuat ia minder.
“Sehingga saya selalu punya inisiatif. Salah satu kekuatan pesantren ini adalah kolaboratif yang muncul dari inisiatif,” terangnya.
Pesantren Modern Al-Amanah adalah pesantren kolaborasi ide-ide pesantren lain. Seperti Pesantren Al-Falah Ploso Kediri, Lirboyo, Gontor Ponorogo dan banyak pesantren lain yang pernah dikunjungi oleh KH Nurcholis Misbah.
“Dari pesantren yang saya kunjungi itulah muncul gagasan, inisiatif dan inovasi buah dari keyakinan. Oleh karena itu, saat ini yang harus kita pelihara adalah keyakinan,” tandasnya.