Majalahaula.id – Ilmu agama tidak bisa dikalahkan oleh internet. Para pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Sumenep perlu memanfaatkan internet untuk menyebarkan agama Islam, seperti keberhasilan KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha).
Penyataan ini disampaikan oleh Ketua Lembaga Ta’lif wan-Nasyr (LTN) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ishaq Zubaedi Raqib saat didaulat sebagai narasumber di acara Lokakarya Tata Kerja dan Khidmah Perkumpulan NU yang dihelat oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di Hotel Asmi Pajagalan, Kota, Sumenep, Jawa Timur, Sabtu (22/7/2023).
“Populasi di Indonesia terus berkembang. Ada 275 juta penduduk di tahun 2022. Sebesar 50,9 persen dari penduduk Muslim Indonesia adalah Nahdliyin. Jumlah yang banyak ini bisa menjadi problematik jika tidak bisa mengelola,” jelas Ishaq.
Dari 275 juta penduduk Indonesia, di tengah-tengahnya ada 356 juta gadget. Jumlah ini lebih banyak daripada penduduknya. Karena orang terkadang memiliki 2 sampai 4 telepon selular. 217 juta orang pengguna internet, 77 persen pengguna internet, dan 61 persen pengguna platform di dunia digital. “Ini angka yang besar sekali, karena seseorang terikat dengan alat digital. Mulai bangun tidur hingga kembali terlelap istirahat. Bayangkan, 1 menit sepanjang hari, kita menonton video kurang dari 3,97 juta, 167 juta video Tiktok sepanjang hari kita tonton,” tuturnya.
Dari problem tersebut, kata dia, pengurus di tingkat MWCNU, ranting dan anak ranting untuk menggunakan kesempatan itu dengan menyajikan konten positif dan edukatif pada masyarakat lewat Tiktok. “Kita sering lihat status teman yang disertai foto dan caption kegiatan ke-NU-an, baik diniyah ataupun ijtimaiyah. Bila membuat caption bisa, alangkah baikknya ditulis rapi atau dipasrahkan kepada LTNNU untuk membantu publikasi kegiatannya secara online,” tegasnya.(Vin)