Search

Pesantren Bustanul Hikmah Dumpi, Ngaji Noto Ati di Malam 1 Muharram

Majalahaula.id – Ribuan jamaah dari kalangan santri, pengajar, masyarakat sekitar, dan lainnya berkumpul di halaman Yayasan Pondok Pesantren Bustanul Hikmah Dumpi Kembangbahu Lamongan. Dalam peringatan tahun Baru Islam 1 Muharram (18/7).

Pengajian ini memang biasa diadakan pada setiap Selasa Malam. Namun kali ini berbeda karena bertepatan dengan salah satu hari besar Islam.

Kegiatan ini dilakukan dengan berjamaah shalat Maghrib, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan diba’ dan shalawat nabi diiringi alunan terbang dari para santri.

Selanjutnya, para jamaah melakukan shalat jamaah Isya’, dan shalat hajat dengan dua kali salam. Dilanjutkan mauidhoh Hasanah dan doa awal taun.

Pengasuh Pondok Pesantren DR KH. Ahmad Darmawan SHi MHi, memimpin langsung jalannya ngaji bareng ini.

Baca Juga:  Memulihkan Reputasi Pondok Pesantren

“Dalam seluruh jagat Raya semua tidak ada yang tidak dalam kendali Allah. Mari kita pasrahkan perasaan kita kepada Allah,” tutur Kiai Wan.

Ketika kita pasrah kepada Allah tidak ada yang tidak dimudahkan oleh Allah. Yang sungguh diserahkan kepada Allah. Kepasrahan yang yang sesungguhnya ibarat mayat dengan orang yang memandikan

Kiai Wan menuturkan, Mayat itu, dibalik kanan kiri mereka pasrah. Tidak bergerak tidak bergerak, tidak berucap jika tidak dibantu berucap, tidak berpikir jika tidak dipikirkan.

Jika kita sudah dalam berpasrah kepada Allah. Pasti segala kebutuhan bisa dipenuhi.

Makanya para jamaah ayok ditata lagi wiridannya. Setidaknya setelah sholat 5 waktu baca Al Fatihah. Dzikir Allah kemudian berpasrah kepada Allah.

Baca Juga:  Penghargaan Lembaga Pendidikan, Kemenag akan Bentuk Ditjen Pesantren

Aktifkanlah kembali Al Fatihah paling tidak 20 per habis sholat. Dzikir dengan lafaz Allah dikeraskan tidak apa. Supaya ada Fadilah dan barokahnya.

“Habis itu bisa berpasrah, diam dengan perasaan sepenuhnya berserah kepada Allah,” tutur Kiai Wan.

Karena, jika Allah sudah mengatur pasti benar. Ayok berpasrah kepada Allah minimal sekali dalam semalam.

“Suami, anak, orang tua, kerjaan jika dipasrahkan minta diatur Allah SWT maka tidak akan salah. Jika manusia yang mengatur maka bisa timbul ketamakan,” lanjut Kiai Wan.

Kiai Wan berpesan, agar dimalam barokah ini semoga para jamaah bisa mendapatkan berkah dari bacaan Fatihah dengan berpasrah diri kepada Allah. Dy

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA