Majalahaula.id – Hingga hari ke-51 penyelenggaraan kesehatan haji tahun 1444H/2023M masih terdapat 186 jamaah haji sakit yang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), baik di Makkah maupun Madinah. Kondisi jamaah haji sakit tersebut bisa dipantau oleh keluarga di tanah air melalui aplikasi telejemaah.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi 2023 dr. M. Imran mengatakan bahwa keluarga di tanah air bisa melakukan pemantauan melalui update kondisi jamaah haji sakit yang dilakukan visitasi setiap hari oleh tim visitasi dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) baik yang berada di Makkah dan Madinah.
Hasil visitasi yang dilakukan oleh tim setiap harinya akan diinput ke Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes) yang terkoneksi datanya dengan aplikasi telejemaah. “Tim visitasi dari KKHI setiap hari melihat langsung kondisi jamaah haji yang dirawat di RSAS dan melakukan update data harian melalui aplikasi Siskohatkes dan terkoneksi langsung ke aplikasi telejemaah,” ungkap Imran.
Aplikasi telejemaah merupakan inovasi yang telah digunakan di dua tahun terakhir penyelenggaraan haji. Aplikasi telejemaah memuat informasi kesehatan dari seluruh jamaah haji sesuai nomor porsi.
Lebih lanjut, dr. Imran menerangkan bahwa pihak KKHI menerima banyak pertanyaan baik dari keluarga di tanah air maupun tenaga kesehatan haji kloter (TKHK) mengenai kondisi jamaah haji sakit yang dirawat di RSAS. Oleh karenanya, aplikasi telejemaah ini dilengkapi dengan menu riwayat pemeriksaan yang di dalamnya akan memuat kondisi terkini yang diperoleh melakui kegiatan visitasi setiap harinya. “Kami menerima banyak pertanyaan dari keluarga yang khawatir dengan kondisi jamaah haji terutama yang sakit dan dirawat di RSAS. Untuk itu kami sarankan keluarga jamaah haji untuk pantau melalui aplikasi telejemaah,” ucap dr. Imran.
Aplikasi telejemaah tersedia di playstore sehingga memudahkan bagi jamaah maupun keluarga untuk melakukan instal di ponsel berbasis android. Setelah instalasi aplikasi, keluarga dapat memasukan nomor porsi dari jamaah terkait dan melakukan pemantauan melalui menu riwayat pemeriksaan.
Menu riwayat pemeriksaan ini mencakup seluruh histori jamaah haji sakit yang mendapatkan perawatan di KKHI, Poskes, hingga RSAS selama penyelenggaraan ibadah haji. Melalui menu ini juga, keluarga dapat mengetahui update harian kondisi jamaah haji sakit di RSAS yang meliputi kondisi terkini jamaah, status perawatan di RSAS, hingga diagnosis dari dokter penanggung jawab di RSAS.
Imran menjelaskan bahwa jika dalam informasi alasan keluar menunjukan “SEHAT” artinya jamaah haji tersebut sudah keluar dari perawatan fasilitas kesehatan. Namun jika informasi alasan keluar menunjukan “NONE” artinya jamaah haji sakit masih dirawat inap. “Keluarga dapat melakukan update pemantauan melalui menu riwayat pemeriksaan yang memuat info seperti kondisi terkini jamaah, status perawatan di RSAS, hingga diagnosis dari dokter penanggung jawab di RSAS. Keluarga juga bisa melihat apakah jamaah haji masih dirawat di RS atau sudah keluar melalui informasi alas an keluar,” katanya.
Selain itu juga, menu riwayat pemeriksaan memuat informasi jika jamaah haji wafat. Dalam hal ini, menu ini akan memberikan informasi mengenai penyebab kematian hingga lokasi pemakaman. “Bila jamaah haji dinyatakan wafat, update kondisinya juga akan terlapor juga di dalam aplikasi telejemaah melalui menu riwayat perawatan,” tutur dr. Imran.
Melalui aplikasi ini harapannya tidak hanya petugas kesehatan yang dimudahkan namun juga keluarga jamaah haji yang berada di tanah air untuk melihat update kondisi jamaah haji sakit terutama yang dirawat di RSAS. (Vin)