Majalahaula.id – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN menyambut baik keterlibatan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) untuk melakukan edukasi terhadap siswa dalam mencegah perkawinan anak dan menurunkan stunting.
Hal tersebut disampaikan Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo saat menerima silaturahim dari Persatuan Guru Nahdlatul Ulama atau Pergunu. “Menurut saya peran yang bisa dilakukan oleh Pergunu adalah dengan membuat semacam kelas pra nikah bekerjasama dengan pihak KUA. Jadi, bagaimana kita memiliki inovasi untuk membantu Kemenag karena pengaruhnya sangat besar untuk menurunkan stunting, setidaknya tidak melahirkan bayi stunting baru,” katanya, Rabu (13/07/2023).
Pembicaraan tersebut mengemuka saat Pergunu melakukan audiensi dengan Kepala BKKBN di Ruang Sekretariat Stunting BKKBN, Jakarta. Lebih lanjut, Hasto menjelaskan apabila bayi sudah terlanjur stunting, maka akan lebih sulit untuk diatasi, karena itu lebih baik melakukan pecegahan. Adapun upaya pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin dengan menggencarkan edukasi oleh guru anggota Pergunu di sekolah kepada siswa-siswinya mengenai dampak perkawinan anak.
Hasto berharap Pergunu dapat memulai program penurunan stunting dengan segera mengadakan pilot project. “Apabila menyasar misalnya 1,9 juta calon pengantin, pilot project dapat dimulai dulu dari provinsi yang memiliki penduduk padat, seperti Jawa Tengah,” ujar dia.
Sejalan dengan Hasto, Aris Adi Leksono mengatakan bahwa lembaganya memiliki potensi cukup besar untuk mendukung program percepatan penurunan stunting. Pergunu merupakan badan otonom NU yang menghimpun dan menaungi para guru, dosen, dan ustadz. “Kami memiliki anggota yang massif, di mana struktur kelembagaannya terdapat di 35 provinsi, 417 cabang kabupaten/kota, 10.000 perwakilan di tingkat kecamatan, dan saat ini sedang bergerak membentuk ranting di tingkat desa khususnya di daerah Jateng dan Jatim,” jelas Aris. (Ful)