Majalahaula.id – Kader-kader Nahdlatul Ulama di Inggris Raya semakin berkembang. Setelah PCI Nahdlatul Ulama dan Muslimat United Kingdom lebih dulu berkibar, kali ini terbentuk kepengurusan Fatayat yang menaungi perempuan-perempuan muda dari kader santri yang berkiprah secara professional dan berkhidmah untuk ummat. Kepengurusan Pimpinan Cabang Istimewa Fatayat Nahdlatul Ulama United Kingdom (PCI Fatayat NU UK) masa khidmah 2023-2026 resmi dilantik.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah melantik kepengurusan tersebut secara virtual sementara prosesi pelantikan dilaksanakan di Masjid Zeenatul Islam Coventry, Inggris, Minggu (02/07), dan berlanjut dengan rapat internal program, hingga Jumat (07/07).
Margaret menyampaikan bahwa pimpinan cabang istimewa Fatayat NU di UK harus bisa memberikan kontribusi kepada perempuan muda di ranah global.
“Fatayat NU UK harus dapat menjadi garda terdepan memberikan kontribusi nyata di kancah global. Sehingga, eksistensi perempuan muda Fatayat tidak lagi hanya dirasakan di tanah air saja. Saya yakin, dengan menguat dan maju bersama, kitab isa berkontribusi untuk perempuan Indonesia dan peradaban dunia,” ucap Margaret dalam pengarahannya kepada pengurus yang baru dilantik.
Ia pun berpesan kepada para kadernya untuk mengambil menguatkan struktur organisasi dan pengkaderan untuk menumbuhkan karakter Fatayat NU. Hal ini sekaligus dalam rangka mendorong kontribusi Kader Fatayat NU perihal keagamaan, kebangsaan, dan isu-isu global.
“Tentu kondisi pimpinan cabang istimewa memiliki karakteristik yang berbeda dengan struktur organisasi di tanah air. Tantangannya pun berbeda. Karenanya, nama istimewa bukan hanya karena lokasinya di luar negeri, tetapi memang karena memiliki karakteristik yang istimewa,” jelasnya.
Lebih lanjut, Margaret menggarisbawahi bahwa keistimewaan karakteristik yang berbeda tetap harus sejalan dengan tugas strategis yang dilakukan Fatayat NU untuk memperjuangkan hak perempuan. Namun, terkait pola dan dan isu yang menjadi fokus PCI Fatayat NU UK perlu memperhatikan kondisi di Inggris.
Sementara itu, Ketua PCI Fatayat NU UK Ulfah Abdullah berharap agar Fatayat NU UK dapat menjadi motor penggerak bagi para perempuan diaspora di UK, khususnya di lingkungan NU.
“Insya Allah niat kami adalah berkhidmah untuk perempuan dan NU. Semoga khidmah PCI Fatayat NU UK ini bisa menjadi mesin yang efektif dalam kerja-kerja strategis,” katanya.
Ulfah menyebutkan, saat ini kader dan pengurus PCI Fatayat NU UK berasal dari beragam latar belakang. Ada yang melanjutkan studi, mendampingi pasangannya studi, ada pula yang telah menetap dan bekerja di UK. Namun, demografi yang didominasi oleh pelajar maupun pendamping pelajar menurut Ulfah membuat program-program PCI Fatayat NU UK lebih banyak menyasar kalangan tersebut.
“Misalnya, dalam waktu dekat kami akan menyelenggarakan program untuk menyambut kedatangan pelajar dari Indonesia yang akan memulai studi di periode Agustus-Oktober ini,” ucapnya. (*)