Search

Wukuf dan Mabit di Muzdalifah Selesai, Jamaah Mabit di Mina dan Lontar Jumrah

Majalahaula.id – Jamaah haji telah menyelesaikan rangkaian haji wukuf di Arafah dan mabit  (bermalam) di Muzdalifah, saat ini seluruh jamaah haji dari berbagai belahan dunia termasuk jamaah haji Indonesia berada di Mina. Selain bermalam, jamaah akan melaksanakan rangkaian haji yaitu melempar jumrah, Ula, Wustho, dan Aqobah.

“Jamaah haji yang mampu, sehat dan kuat, wajib mabit atau bermalam di Mina. Meninggalkan mabit secara sengaja tanpa uzur syar’i dikenakan dam atau denda,” terang Juru Bicara PPIH Pusat Akhmad Fauzin dalam keterangan persnya di Media Center Haji (MCH) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.

“Jamaah haji yang udzur syar’i, mendapat rukhshah (keringanan) untuk tidak melakukan mabit di Mina dan tidak dikenai dam,” sambung Fauzin, Rabu (28/06/2023).

Baca Juga:  Pemerintah Isyaratkan Masyarakat Boleh Mudik

Selama di Mina, kata Fauzin, jamaah untuk fokus melakukan aktivitas ibadah dengan memperbanyak zikir, mengingat dan mendekat kepada Allah, mengagungkan asma Allah, baik dengan bertakbir, membaca Al-Qur’an, kalimat tauhid, dan wirid-wirid lainnya.

“Menyelingi zikir dengan berdoa kepada Allah, sebab Mina termasuk tempat mustajab.  Merenung dan melakukan muhasabah (introspeksi diri) atas kekurangan yang ada pada diri kita,” kata dia.

Selanjutnya, lanjut Fauzin, jamaah melontar jumrah Kubra (Aqabah) tanggal 10 Zulhijah, dan lontar jamrah Ula, Wustha, dan Kubra tanggal 11 dan 12 Zulhijah (Nafar Awal) atau 11, 12 dan 13 Zulhijah (Nafar Tsani).

Menurutnya, hukum melontar adalah wajib. Jamaah yang lemah, lansia dan risti, pelaksanaan lontar jumrah diwakilkan  atau dibadalkan kepada keluarga, teman seregu atau petugas.

Baca Juga:  Cetak Bibit Unggul Seniman Muda

“Jamaah dapat bercukur/tahallul awwal setelah pelaksanaan lontar Jamrah Aqabah (10 Zulhijah). Laki-laki diutamakan mencukur gundul, wanita cukup memotong rambutnya sepanjang ruas jari,” jelas dia.

Kepada jamaah, Fauzin mengimbau untuk menghindari aktivitas yang bisa menyebabkan kelelahan, mengonsumsi katering yang disiapkan tepat waktu, minum obat yang ditentukan, minum air putih yang cukup untuk menjaga kebugaran dan hidrasi tubuh, istirahat yang cukup dan menghubungi dokter jika merasa kurang sehat.

“Bila tidak ada keperluan mendesak, jamaah sebaiknya tetap berada di tenda. Jangan segan dan sungkan untuk meminta bantuan petugas bila ada keluhan dan kesulitan,” ungkapnya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA