Majalahaula.id – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memang dikenal sebagai destinasi wisata budaya dan alam. Namun, nantinya tak hanya budaya dan alam yang bisa dinikmati wisatawan. Akan ada juga layanan kesehatan juga bisa dijadikan sebagai health tourism (wisata kesehatan).
Menurut Direktur Wisata Alam, Budaya, dan Buatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Alexander Reyaan, saat ini terdapat tiga destinasi wisata yang digaungkan sebagai destinasi wisata kesehatan.
“Saat ini kami baru sementara fokuskan pada Yogyakarta, Solo, dan Bali. Ketiga daerah ini punya kekhususan dalam potensi wisata kesehatan yang berbeda-beda,” ujar dia.
Menyambut hal itu, Kepala Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibarasi Yogyakarta Woro Umi Ratih mengatakan bahwa salah satu kebutuhan untuk menyokong DIY sebagai destinasi kesehatan dan kebugaran adalah kelengkapan laboratorium. Lengkapnya jenis laboratorium berbasis bioteknologi membiat peluang datang ke Yogyakarta lebih tinggi. Tak hanya memeriksakan kesehatan, tetapi juga bisa sekaligus berwisata.
“Yogyakarta, akhirnya punya laboratorium pertama yang bisa melakukan uji epigenetik. Ini akan mendorong orang tak harus pergi jauh ke kota besar atau luar negeri jika ingin mendapatkan layanan itu,” kata dia saat peluncuran Uji Epigenetika Laboratorium Widya Genomic Nusantara, Senin (19/6/2023).
Menurut Woro, profiling epigenetik menjadi salah satu layanan yang belum banyak ditemui di kota-kota besar di Indonesia.
Ia menjelaskan, uji epigenetika bertujuan atau berfungsi untuk membantu seseorang mengetahui usia biologisnya.
Pengetahuan kondisi biologis ini menjadi indikator yang terbaik untuk menilai gaya hidup seseorang baik atau tidak, sehingga, membantu seseorang mengetahui hal hal apa yang perlu diperbaiki untuk bisa hidup lebih sehat.
“Bagi pemerintah, penelitian epigenetik itu bisa membantu mengetahui bagaimana peta genetik masyarakat di suatu wilayah,” ujar Woro. Menurut dia dengan mengetahui peta genetik, masyarakat dapat membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan pengurangan risiko penyakit.
“Untuk menyediakan laboratorium tidak mudah, butuh biaya yang besar. Tenaga kesehatan perlu dididik secara khusus, serta alat juga harus memadai,” jelasnya. Selain itu, sambung Woro, saat ini belum banyak laboratorium yang khusus untuk memetiksa genetik seseorang. “Sekarang Yogya memiliki satu,” imbuhnya.
Sementara itu Pakar molecular biotechnology yang juga pimpinan Laboratorium Widya Genomic Nusantara Risa Shofia menambahkan, layanan epigenetik masih jarang ditemui di Indonesia. Ia menyebutkan, layanan epigenetik di Yogyakarta menjadi yang pertama di Indonesia.
“Profiling genetik di Yogyakarta ini jadi yang pertama di Indonesia untuk epigenetic testing,” ujar dia. Menurutnya laboratorium ini berada di kawasan wisata Gunung Merapi tepatnya di Jalan Kaliurang Kilometer 12,5 Sukoharjo, Ngaglik, Sleman.
“Laboratorium ini bisa mengenali lebih dari 80 sifat yang disandi oleh gen-gen yang ada di tubuh melalui layanan GenKU,” jelasnya.
Tak hanya searah dengan jalur wisata, laboratorium ini juga dekat dengan beberapa desa wisata seperti Desa Wisata Tanjung, Wisata Desa Watu Ledhek, dan obyek obyek wisata populer lain di lereng Merapi. “Masyarakat yang ingin tes di sini bisa sembari berwisata ke Gunung Merapi,” pungkas dia.