Search

Tiba di Madinah, Ini Penanganan Jamaah Haji Lansia

Majalahaula.id – Banyaknya jamaah haji lanjut usia (lansia) pada pemberangkatan haji tahun 2023 ini, menjadikan petugas haji harus gerak cepat dan ekstra. Selain melakukan pendampingan kesehatan, juga melakukan penyuluhan. Penanganannya sudah dimulai sejak dari tanah air. Pembinaan kesehatan dilakukan sejak dari Puskesmas. Selanjutnya saat di embarkasi.

“Kita punya check point embarkasi. Jika terjadi keluhan, bisa langsung dibawa ke klinik embarkasi,” kata Kepala Pos Kesehatan Bandara PPIH Arab Saudi dr Novitasari Nurlaela.

Jika terjadi keluhan lagi, masih ada cek kesehatan di bandara untuk memastikan layak terbang atau tidak sebelum keberangkatan. “Bisa terbang atau tidak, diperiksa berdasarkan kriteria International Air Transport Association (IATA). Apabila menurut pemeriksaan ketiga diloloskan, maka boleh terbang,” katanya.

Baca Juga:  Sambut 1 Abad, NU Matangkan Gelaran Religion Twenty

Meski begitu, selama di pesawat didampingi Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang memantau dan melakukan penyisiran kesehatan jamaah haji. Termasuk melakukan promosi kesehatan yang bekerjasama dengan pihak maskapai penerbangan.

TKHI juga melakukan peregangan dan melakukan visitasi tempat duduk jamaah. Dilengkapi juga data dan posisi duduk jamaah haji berisiko tinggi. “TKHI merunut tempat jamaah haji yang harus diawasi kesehatannya. Apabila terjadi sesuatu, kita punya whatsapp grup untuk melaporkan nama-nama dari embarkasi sampai landing. Sehingga jika terjadi kegawatdaruratan, kita sudah mempersiapkan, termasuk rujukannya,” katanya.

Tim kesehatan haji melakukan trease hijau, kuning, dan merah. Kalau merah, langsung dirujuk ke klinik Bandara Saudi. Jika gawat darurat dan tak bisa ditangani, maka dirujuk ke RS Arab di Madinah. Rata-rata para lansia yang kritis saat mendarat adalah penderita penyakit jantung.

Baca Juga:  Islam Nusantara di Era Milenial di Surabaya, Begini Pengajiannya

Selain itu, saat di pesawat para lansia ini kelelahan, kurang minum hingga dehidrasi, punya komorbid penyakit yang berisiko tinggi. Sebenarnya yang harus dilakukan petugas agar para lansia tak mengalami kelelahan adalah mengurangi acara seremonial dan jamaah haji banyak beristirahat.

“Untungnya sekarang proses penanganannya cepat. Tapi karena kendala usia di atas 80 tahun, kebanyakan berisiko sekali. Apalagi kondisi orang Indonesia berbeda dengan negara lain,” katanya.

Sedangkan tips bagi lansia agar terhindar dari kelelahan yang fatal, adalah makan minum yang cukup. Terutama saat kedatangan sampai ruang tunggu, jangan lupa minum. “Kami juga memberikan oralit. Karena kondisi kelembaban udara di Arab Saudi rendah, kerap menyebabkan dehidrasi,” katanya.

Baca Juga:  Polisi Bongkar Bisnis Senpi Ilegal di Sumsel

Menhub Pastikan Penerbangan Haji Lancar Kemudian, TKHI juga melakukan sosialisasi kesehatan dari satu hotel ke hotel lainnya. Selain memberikan penyuluhan, juga memberikan masker dan oralit. Menganjurkan untuk tidak memaksakan diri melaksanakan ibadah, selain ibadah wajib. Terpenting ketua rombongan tak boleh bosan mengingatkan jamaah haji.

“Banyaknya jamaah haji lansia yang linglung, karena dehidrasi dan kelelahan. Bisa diberikan minum dan makan kurma. Kalau ringan, bisa segera pulih,” katanya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA