Majalahaula.id – Mbah Akad Ponco Karso Ponco Rawi merupakan jamaah haji asal Tulungagung berusia 103 tahun. Di tengah usia yang lebih satu abad, kondisi tubuhnya masih segar bugar. Ia pun berjalan seperti jamaah usia yang lebih muda dengan tanpa bantuan kursi roda.
Ditemui selepas pelepasan CJH di Pendopo Kongasarum Kusumaningbongso, Mbah Akad tampak mengenakan baju batik seragam dibalut dengan kopiah hitam. Ketika diminta keterangan oleh awak media ia tampak bersemangat dan tanpa membutuhkan bantuan.
“Usia saya 103 tahun, berangkat haji bersama anak perempuan nomor 2. Kami daftar mulai 2016 lalu,” ujar Mbah Akad.
Mbah Akad yang berdomisili di Campurdarat, Tulungagung ini menambahkan bahwa resep hidup panjang umur terletak pada pengelolaan perasaan dari dalam diri. Sebab, penyakit hati terkadang bisa menimbulkan penyakit.
“Pokoknya sabar, terkadang harus bisa mengalah. Makannya biasa tiwul, ampok juga mau. Apa saja, lauknya juga seadanya,” ucapnya.
Perihal persiapan untuk keberangkatan ke tanah suci, kakek kelahiran 1920 ini mengaku tidak ada persiapan yang terlalu banyak. Karena semua persyaratan sudah komplit. Sedangkan persiapan fisik, hanya aktivitas ringan di sekitar rumah.
“Persiapan fisik pagi ya jalan-jalan (kaki) di sekitar rumah,” bebernya.
Mbah Akad mengaku selama ini tak pernah meminum obat kimia. Ia hanya mengkonsumsi jamu untuk menjaga kebugaran tubuhnya. “Jamunya zaman dahulu itu sedapatnya, ya dedaunan. Kalau makan juga seadanya,” paparnya.
Sementara, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Tulungagung, H Fuad Saiful Anam menjelaskan, ibadah haji tahun ini pemerintah pusat menetapkan kebijakan prioritas untuk lansia.
“Sehingga pada proses manasik saat ini lebih ditekankan dengan kesabaran. Kalau seperti saya ini sudah lamban jadi kesabaran harus menghadapi orang tua,” ujar Fuad Saiful Anam.
Sebagai informasi, total CJH asal Kota Marmer ini sebanyak 1.170 orang sudah termasuk petugas haji. Dari jumlah tersebut, total lansia ada sebanyak 80 orang. (Hb)