Search

Ulama dan Warga di Sumenep Doakan Keselamatan Lingkungan dari Reklamasi Laut

Istighotsah kubro untuk keselamatan lingkungan dan persaudaraan. (Foto: Istimewa)

Majalahaula.id – Sejumlah ulama dan ribuan warga melakukan ‘Istighotsah Kubro untuk Keselamatan Lingkungan dan Persaudaraan’. Kegiatan dipusatkan di Masjid Zainal Abidin, Kampung Tapakerbau, Desa Gersik Putih, Kecamatan Gapura, Sumenep, Sabtu (27/05/2023).

Istighotsah dipimpin ulama kharismatik Sumenep KH Thaifur Ali Wafa, pengasuh Pondok Pesantren Assadad, Ambunten. Agenda itu digelar sebagai bentuk dukungan terhadap warga Tapakerbau dalam menolak reklamasi laut untuk pembangunan tambak garam di kawasan Pantai Desa Gersik Putih.

Dalam kegiatan itu juga dilakukan penandatanganan “Maklumat Tapakerbau 2023”. Kiai Thaifur yang juga Mustasyar PCNU Sumenep memimpin penandatangan maklumat tersebut.

Turut menandatangi maklumat Rais PCNU Sumenep KH Hafidzi Syarbini, Wakil Rais PCNU Sumenep KH Imam Hendriyadi, Ketua PCNU Sumenep KH A Pandji Taufiq, KH Roji Fawaid Baidhawi, KH Ali Mukafi, KH Hatim Al-Ashom, dan KH Syarbini bersama sejumlah warga.

Baca Juga:  Harap Pemilu Berkualitas, PMII Batam Gelar Deklarasi

”Istighotsah dan doa bersama ini sangat berarti bagi kami, khususnya warga Gersik Putih yang selama ini berjuang melindungi laut dari rencana reklamasi. Atas nama warga kami sampaikan terima kasih,” ujar K Sahe Yusuf.

Di hadapan ribuan jamaah, Kiai Sahe menceritakan bahwa tiga bulan terakhir warga Desa Gersik Putih tidak berhenti berjuang menolak rencana reklamasi. Bagi warga, 42 hektar kawasan pantai atau laut yang akan direklamasi untuk dibangun tambak garam sangat berarti, sebab merupakan sumber kehidupan.

”Dari sana, setiap hari warga di sini mencari makan. Di sana (laut), ruang hidup dan sumber penghasilan warga, terutama ketika musim hujan. Kalau dibangun tambak, habis tidak ada lagi,” keluhnya.

Baca Juga:  PCNU Bulukumba Serukan Tolak Politik Uang

Tak hanya itu, lingkungan sekitar juga terancam sebab beralih fungsi menjadi tambak garam. ”Di bulan-bulan tertentu ketika air pasang rutin dilanda banjir rob. Apalagi, ketika sudah jadi tambak garam,” tambahnya.

Sedikitnya kurang lebih 1500 warga Sumenep menghadiri agenda tersebut. Mereka tersebar di Kecamatan Gapura dan sekitarnya, meliputi Kecamatan Dungkek, Batang-batang, Batu Putih, Kalianget, dan lainnya.(Hb)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA