Majalahaula.id – Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengunjungi Kabupaten Purworejo. Ia berkunjung ke Stasiun Lama Purworejo dan meninjau lahan calon terminal bus tipe A.
Dalam kunjungannya itu, Budi Karya memerintahkan agar Stasiun Lama Purworejo, Jawa Tengah, di Suronegaran kembali diaktifkan. Ia juga mengecek persiapan pembangunan terminal yang memakan biaya puluhan miliar itu. Hal itu diungkapkan oleh Bupati Purworejo, Agus Bastian usai mendampingi Budi Karya meninjau dua tempat tersebut pada Ahad (14/05/2023).
Bupati Agus menyebutkan, perbaikan stasiun diperkirakan akan memakan waktu yang cukup lama. Meski demikian, stasiun itu diharapkan dapat digunakan pada tahun 2024 mendatang. “Beliau (Menteri Perhubungan) berharap agar Stasiun Lama Purworejo dapat diaktifkan kembali,” kata Agus kepada awak media.
Agus menuturkan, proses pengaktifan kembali stasiun ini memerlukan tenaga dan biaya serta waktu yang cukup lama. Sebab, stasiun ini sudah belasan tahun tidak beroperasi.
“Kami diintruksikan untuk segera diaktifkan, rencana tahun ini mulai,” kata Agus. “Nantinya, Stasiun Purworejo akan melayani kereta feeder yang menghubungkan Purworejo-Stasiun Kutoarjo. Jenis keretanya mungkin akan seperti di Ambarawa, kereta kuno atau kereta wisata,” tambah dia.
Bupati mengatakan, dengan diaktifkannya Stasiun Lama Purworejo nantinya Kabupaten Purworejo akan memiliki banyak alternatif moda transportasi. “Ya semoga terlaksana pengaktifan stasiun ini,” kata dia.
Selain meninjau Stasiun Lama Purworejo, Menhub juga mengunjungi lokasi calon terminal tipe A Purworejo di Jalan Gajah Mada Kecamatan Banyuurip, atau depan Mapolres Purworejo.
Budi Karya diketahui sedang memastikan kesiapan kegiatan ground breaking terminal tipe A Purworejo akan dilaksanakan tanggal 27 Mei 2023 mendatang. Bupati Agus menyebutkan, Menteri setuju dengan percepatan pembangunan terminal tipe A di Purworejo. “Rencana tahun 2023 selesai dibangun sehingga tahun 2024 sudah bisa dinikmati masyarakat,” pungkas dia.
Diketahui, Stasiun Lama Purworejo dulunya menjadi sarana pendukung pergerakan militer pasukan Belanda. Stasiun ini awalnya dibangun demi dua kepentingan, yakni ekonomi dan militer, mengingat Kabupaten Purworejo merupakan daerah pertahanan militer yang posisiny sangat strategis. Cikal bakal berdirinya stasiun ini, sebenarnya dirintis oleh perusahaan kereta api (kala itu) yang bernama Statts Spoorwagen (SS).
Sebelum stasiun itu dibangun, sebelumnya Kabupaten Purworejo sudah memiliki stasiun besar yang terletak di Kecamatan Kutoarjo atau berjarak 12 kilometer dari pusat kota Purworejo. Sesuai sejarah yang tertulis di salah satu ruangan stasiun, awalnya pemerintah kolonial Belanda hanya membangun jaringan rel kereta api dari Kutoarjo. Karena pertimbangan angkutan darat melalui jalan umum kerap mengalami gangguan keamanan, akhirnya tanggal 20 Juli 1887 dibangunlah sebuah stasiun dengan tembok beton. (Hb)