Majalahaula.id – Longsor menimpa sebuah persawahan di Dukuh Jabag, Desa Tumpakpelem, Sawoo, Ponorogo. Ada sejumlah dugaan penyebab terjadinya longsor pada tanah terasering tersebut. Di antaranya karena faktor kemiringan tanah dan alih fungsi lahan.
Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Nganjuk, Sumber Harto menerangkan, kondisi tanah yang sudah mencapai titik jenuh juga bisa jadi penyebab longsor kemarin. Pun juga soal tanah endapan yang sudah terlalu basah hingga mencapai batuan dasar.
“Tanah endapan sudah terlalu basah sampai batuan dasar. Sehingga batuan sebagai bidang menggelincir sampai longsor,” terang Harto, Jumat (5/5/2023).
Saat disinggung soal adanya kemungkinan longsor susulan, Harto menerangkan harus melakukan survei terlebih dahulu. Sebab, kajian tidak bisa bergantung dari penampakan video saja.
“Waduh harus survei kalau itu, dicek apakah kondisi tanah masih normal atau sudah memprihatinkan. Masalah susulan kami belum berani menyimpulkan karena tidak tahu kondisi dalam tanah seperti apa, kalau melalui survei dan dianalisa baru bisa memberikan pernyataan,” imbuh Harto.
Harto mengingatkan kepada warga sekitar agar selalu waspada saat hujan deras. Pun juga jangan pergi ke sawah usai hujan deras. “Ketika habis hujan deras dan lama besoknya tidak usah ke sawah, kalau memang mau ke sawah harus hati-hati, perhatikan lingkungan sekitar,” tandas Harto.
Sebelumnya, longsor di areal persawahan padi di Dukuh Jabag, Desa Tumpakpelem, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo viral. Dalam rekaman video berdurasi 30 detik, tampak tanah dari atas longsor ke bawah. Longsorannya kurang lebih sepanjang 60 meter dengan lebar longsoran 10 meter. (Hb)