Search

Tradisi Kupatan, Pondasi Kebersamaan

Majalahaula.id – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak merasa kagum dengan tradisi Lebaran Ketupat (Kupatan) di Trenggalek yang telah berjalan lebih dari 300 tahun. Ia menilai tradisi Kupatan menjadi pondasi kebersamaan Bangsa Indonesia. “Saya pikir ini adalah anugerah, ini menjadi sebuah pondasi kebersamaan masyarakat yang sangat baik. Jadi mudah-mudahan kultur ini terus dilestarikan,” kata Emil, Sabtu (29/4/2023) di Ponpes Babul Ulum Durenan Trenggalek Jatim.

Menurutnya, dalam tradisi Kupatan, masyarakat Trenggalek saling berkunjung ke rumah sanak saudara untuk bersilaturahmi pada H+7 Lebaran. Khusus di Kecamatan Durenan, tradisi Kupatan lebih ramai jika dibandingkan perayaan Lebaran hari pertama.

Perayaan Kupatan dilakukan setelah masyarakat melaksanakan puasa sunah selama enam hari mulai tanggal 2 hingga 7 Syawal. Selanjutnya selama sehari penuh para tokoh agama dan masyarakat Kecamatan Durenan menggelar open house layaknya Lebaran pertama. “Saya kalau ingat Kupatan ya di Trenggalek, karena saya sebelumnya tinggal di sini. Tapi memang ada tradisi mirip-mirip di beberapa daerah dengan sejarahnya masing-masing. Kalau di sini itu saat Kupatan ada tokoh-tokoh yang istilahnya daftar wajib untuk dikunjungi,” jelasnya.(Vin)

Baca Juga:  Serukan Politik Persatuan

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA