Majalahaula.id – Di era digital saat ini aktivitas dan kegiatan jurnalistik menjadi hal yang sulit dipisahkan dengan dunia pesantren. Terlebih lagi pengaruh globalisasi yang terus merebak turut memberi dampak dan pengaruh terhadap dunia jurnalistik di pesantren.
Hal ini menjadikan pesantren memiliki peran penting untuk “menyulap” hal-hal negatif tersebut menjadi hal yang positif dan tentunya lebih bermanfaat.
Salah satu fenomena globalisasi yang dapat kita rasakan sekarang adalah perkembangan teknologi yang begitu pesat di setiap lini kehidupan tidak terkecuali dalam lingkup pesantren, hal tersebut menjadi salah satu faktor pemicu berkembangnya dunia jurnalistik di pesantren. Dunia jurnalistik kini dinilai penting sebagai salah satu sarana dakwah dan upaya dalam mencerdaskan anak bangsa.
Belakangan ini populer istilah ‘Ngaji Jurnalistik’ di kalangan kaum santri yang menjadi bukti perkembangan jurnalistik di pesantren. Bahkan telah ada beberapa pondok pesantren yang menyuguhkan kegiatan ini baik untuk para santri maupun masyarakat umum yang ingin belajar lebih mendalam terkait dunia jurnalistik.
Kegiatan ngaji jurnalistik biasanya membahas berbagai ilmu seputar dunia jurnalistik mulai dari dasar hingga ke seluk beluknya seperti membuat berita, opini, artikel, strategi pemasaran, layout, design dan lain-lain.
Pondok Sidogiri, biasanya, merupakan salah satu prototipe pesantren yang mengadakan kegiatan “Ngaji Jurnalistik” bagi pesantren atau madrasah yang ingin menerbitkan medianya sendiri. Selain pondok pesantren Sidogiri, beberapa waktu lalu pondok pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo juga menggelar “Ngaji Jurnalistik” bagi santri putra maupun putri, dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidang tersebut.
Dikutip dari nuruljadid.net pelatihan dan pendampingan “Ngaji Jurnalistik” yang diadakan di Pondok Pesantren Nurul Jadid pada 11 November 2022 tersebut bertujuan untuk agar santri Nurul jadid berkompeten dalam bidang menulis dan memproduksi karya jurnalistik di media cetak, digital dan media sosial (online). Tak tanggung-tanggung yang dihadirkan adalah narasumber dari portal media online seperti timesindonesia.co.id.
Dengan hadirnya portal media online ternama di tanah air tersebut diharapkan dapat menambah semangat dan ghirah kaum santri untuk menekuni dunia jurnalistik dan menambah wawasan mereka di bidang dunia tulis menulis.
Jurnalistik seringkali dikaitkan dengan kegiatan seputar tulis menulis. Padahal dunia jurnalistik yang sesungguhnya tidak dapat diartikan sesempit itu. Dalam dunia jurnalistik, selain belajar menghasilkan karya tulis, seorang jurnalis juga belajar lay out, design, fotografi, editing, dan lain-lain.
Kemampuan menguasai komunikasi publik (public speaking) juga diasah di sini, misalnya ketika ditugaskan untuk mewawancarai seorang narasumber. Wawancara (interview) tidak bisa dilaksanakan secara sembarangan, ada kode etik jurnalistik yang harus dipenuhi oleh seorang jurnalis. Dari sinilah dia bisa menghasilkan berita yang akurat dan berkualitas.