Search

Okupansi Hotel dan Restoran DIY Menurun

Majalahaula.id – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berharap tidak ada aturan larangan halalbihalal di hotel oleh Pemerintah Indonesia.

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan, sampai saat ini belum terlihat adanya peningkatan tingkat okupansi atau reservasi hotel dan restoran untuk acara halalbihalal.

“Ini tanda hilalnya (kenaikan tingkat okupansi) belum mencolok, baik hotel maupun restoran, makanya kami harap tidak ada larangan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN),” ucap dia, dikutip dari kompas.com.

Menurutnya, hal berbeda justru terjadi pada tahun lalu. Waktu itu, reservasi baik hotel maupun restoran untuk acara halalbihalal sudah mulai terlihat pada H+2 Lebaran.

“Reservasi halalbihalal tahun lalu sudah keliatan H+2 sudah kelihatan,” ucap dia.

Baca Juga:  Museum Al Quran Terbesar di Dunia Ada di Palembang

Adapun saat ini, kata dia, ASN masih menunggu aturan resmi dari pemerintah apakah nantinya halalbihalal diperbolehkan digelar di restoran dan hotel atau tidak.

“Mereka mau halalbihalal, tapi masih menunggu. Takutnya sudah reservasi ternyata enggak boleh,” katanya.

Lanjut Deddy, hotel dan restoran di DIY berperan dalam membangkitkan perekonomian DIY saat pandemi Covid-19 melanda. Dengan adanya pesanan dapat menghidupkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) serta dapat memberikan dampak ekonomi kepada para pegawai.

“PHRI punya multiplier effect yang luar biasa dari UMKM, sampai dengan tenaga kerja,” kata dia.

Ia tidak mau aturan larangan buka bersama diterapkan kembali karena aturan tersebut berdampak terhadap tingkat okupansi hotel di DIY.

Baca Juga:  Mengenal Plaza Keong di Bandara AMAA Madinah

“Tingkat hunian H-2 sampai H+2 Lebaran maksimal 50 persen. Sangat turun. Dibanding tahun lalu,” ucapnya.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, kata dia, terdapat penurunan yang cukup signifikan.

Hal ini lantaran pada tahun lalu, sebelum dan sesudah Lebaran, tingkat okupansi hotel di DIY sudah mencapai 70 persen.

“Tahun lalu H-2 udah mencapai 60-70 persen. H-2 sampai H+3. Tapi H+3 sampai H+7 sudah sampai 90 persen,” jelasnya.

Deddy menambahkan, kenaikan tingkat okupansi baru dirasakan pada tanggal Senin (24/4/2023) kemarin. Namun, kenaikannya juga dinilai tidak terlalu signifikan karena hanya sebesar 10-15 persen.

“Baru ada kenaikan tadi malam. Tanggal 24 (April 2023) itu baru 10-15 okupansi sehingga total okupansi 60-70 persen,” imbuh dia.

Baca Juga:  Corak Islam di Klenteng Sam Poo Kong

Lanjut Deddy, penurunan okupansi hotel di DIY efek dari larangan ASN untuk melakukan buka bersama (bukber) saat bulan puasa lalu.

“Imbas kemarin kan ada larangan bukber bagi ASN, ini berimbas ke okupansi,” kata dia.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA